KOMPAS/HARRY SUSILO

Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri, termasuk wartawan Kompas, Harry Susilo, mencapai Puncak Nggapulu, Pegunungan Jayawijaya, Papua, Kamis (22/4) pukul 10.30 waktu setempat. Di puncak dengan ketinggian 4.700 meter di atas permukaan laut itu mereka merayakan Hari Bumi. Perayaan Hari Bumi di kawasan ini untuk menunjukkan adanya penyusutan es di Pegunungan Jayawijaya akibat pemanasan global.

Pendakian Cartensz Pyramid di Papua

Ekspedisi Puncak Dunia: Hari Ini Peringatan Hari Bumi di Puncak Nggapulu

·sekitar 2 menit baca

Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri akan memperingati Hari Bumi di kawasan Puncak Nggapulu, Pegunungan Jayawijaya, Papua, di ketinggian 4.700 meter di atas permukaan laut pada Kamis ini. Peringatan ini ditujukan untuk memberikan kesadaran masyarakat luas akan ancaman pemanasan global.

Peringatan Hari Bumi yang diawali dengan upacara akan dilaksanakan di sekitar batas es (lidah es) kawasan Puncak Nggapulu. Lokasi itu dipilih untuk menunjukkan menyusutnya batas es dikawasan itu setiap tahun akibat pemanasan global.

Saat ini, bentangan es di Puncak Nggapulu hanya sekitar 1,5 kilometer dari puncak. Padahal, menurut pengakuan para pendaki dari Wanadri yang mengunjungi kawasan itu tahun 2004, bentangan es saat itu masih berjarak 2 kilometer dari puncak.

“Dengan memperlihatkan dampak langsung pemanasan global, kami harapkan masyarakat Indonesia, termasuk para pemimpin, mau berbuat sesuatu untuk Bumi ini,” kata Ketua Harian Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Yoppie Rikson, kepada wartawanKompas Harry Susilo, yang ikut dalam tim ekspedisi itu di Tim Bravo di Lembah Danau- Danau, Jayawijaya, Papua, Rabu (21/4).

Upacara akan diikuti sekitar 23 anggota ekspedisi, baik dari tim inti (Alfa) dan tim pendukung (Bravo), termasuk mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Erry Riyana Hardjapamekas, dan aktivis lingkungan Iwan Abdulrachman.

Selain upacara, tim ekspedisi juga akan melakukan operasi bersih gunung atau mengumpulkan sampah yang berada di sekitar kawasan Puncak Nggapulu hingga ke Lembah Danau-Danauyang berada di ketinggian 4.250 meter di atas permukaan laut.

Berlatih

Sebelum peringatan Hari Bumi, tim inti ekspedisi yang berjumlah enam orang telah berada di Puncak Nggapulu, Rabu malam. Mereka berlatih menghadapi suhu dingin dan rendahnya oksigen dengan menginap di atas es.

Pelatih tim ekspedisi, Djukardi Adriana, mengatakan, latihan tidur dengan tenda di atas es bertujuan agar tim terbiasa dengan medan dan suhu ekstrem. Kondisi itu umumnya akan merekahadapi saat mendaki puncak gunung tertinggi lainnya, seperti Mckinley (Alaska, Amerika Serikat), Aconcagua (Argentina), Vinson Massif (Antartika), dan Everest (Nepal/China). Tim belum mengalami kondisi itu ketika mencapai Carstensz Pyramid (Ndugu-Ndugu), Minggu (18/4).

“Saya deg-degan karena belum pernah menginap di atas es. Pasti dingin sekali,” kata Nurhuda, anggota tim inti ekspedisi.

Adapun Tim Bravo akan menyusul ke kawasan Puncak Nggapulu pada Kamis pagi untuk bergabung bersama tim inti memperingati Hari Bumi. (ILO)

Artikel Lainnya