KOMPAS/AGUS SUSANTO

Suasana di dalam terowongan mangrove di Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (16/10).

Liputan Kompas Nasional

Jalan-jalan: Terowongan Mangrove Pulau Pari * Liputan Khusus Kepulauan Seribu

·sekitar 5 menit baca

Kehadiran pasir putih sudah menjadi suguhan jamak di setiap pulau di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Namun, perpaduan pasir putih yang bersih, berbutir halus, juga terowongan mangrove sepertinya hanya ada di Pulau Pari yang berada di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

OLEH RATIH PRAHESTI/PINGKAN ELITA DUNDU

Hari masih terlalu pagi. Jarum jam menunjuk angka 05.20, Kamis (16/10). Dari penginapan milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kompas bergegas menuju dermaga. Dengan mengayuh sepeda dan menggunakan sepeda motor roda tiga dilengkapi bak penumpang, hanya butuh 10 menit menuju dermaga.

Hampir saja terlambat menikmati matahari terbit. Sang surya sudah mulai bergerak naik. Akan tetapi, masih terlihat cahaya jingga berpadu dengan kuning keemasan yang kontras dengan langit biru. Sebuah permainan warna yang menakjubkan.

Setelah puas menatap anugerah Tuhan di pagi hari, ditemani Dede, pegawai LIPI, petualangan berlanjut ke arah timur pulau, tepatnya Pantai Pasir Perawan. Menuju ke pantai ini, kita bisa berjalan kaki sekitar 20 menit dari dermaga atau bersepeda saja. Sewa sepeda di Pulau Pari Rp 20.000 per hari. Jika mau pakai sepeda motor roda tiga dengan bak penumpang untuk tiga-empat orang, pengunjung harus membayar Rp 20.000 per rit (pulang pergi). Perjalanan lancar karena di pulau ini ada jalan-jalan desa dari susunan konblok yang terbilang mulus.

Pohon cinta

Wisatawan Pantai Perawan wajib membayar tiket kunjungan Rp 5.000 per orang atau Rp 10.000 per orang jika ingin berkemah. Pasir di pantai ini lembut dan nyaman dipijak dengan kaki telanjang. Namun, bagi yang sensitif, di beberapa titik di pantai, terutama jalur menuju hutan mangrove, terdapat ilalang laut yang jika terinjak memicu gatal di kulit.

Di pantai ini, para penjaganya proaktif membersihan sampah dedaunan dan sampah plastik milik wisatawan. Tak heran, Pantai Perawan ini bersih dan makin menarik.

Tak hanya bermain atau tiduran di pasir putih, di pantai dengan air dangkal ini wisatawan pun bisa berenang. Selain itu, ada beberapa sampan bersandar di pinggir pantai siap mengantar tamu yang ingin berkeliling hutan mangrove. Hanya dengan Rp 10.000 per orang, bisa bersampan keliling hutan mangrove sekitar 30 menit.

Di tengah lebatnya pohon mangrove, ada satu alur yang dibentuk menjadi semacam terowongan.

Akar-akar mangrove yang seakan muncul dari air kokoh menopang pohon itu tetap menjulang tinggi dengan daunnya yang hijau lebat. Jika tergerak hati melestarikan mangrove, ambillah beberapa mangrove yang bergelantungan di pohonnya. Selanjutnya, tancapkan ke pasir pantai yang dilewati. Jika tancapan kuat, mangrove yang ditanam tadi akan tumbuh sendiri dan tidak akan hanyut dibawa gelombang dan angin.

Jangan takut sampan terbalik saat menyusuri terowongan dan hutan mangrove karena kedalaman air hanya 50-100 cm.

Seusai susur terowongan, mampir sejenak di pohon cinta perawan, sebuah pohon berdiameter 30-40 cm yang berdiri kokoh dalam pantai. Menikmati pohon ini adalah dengan turun dari sampan dan naik, kemudian nongkrong di salah satu cabang besarnya. Sembari memandang hijau dan birunya laut, tengok juga ikan kecil bergerombol berenang di sekitar akar mangrove di laut dangkal berdasar pasir putih.

”Jika berhasil memanjat pohon itu sampai ke ujung bisa kembali perawan,” canda Said (49), pemilik sampan.

Di Pantai Perawan juga tersedia lapangan olahraga, baik untuk voli maupun permainan keluarga dan rombongan.

Jika perut mulai protes untuk diisi, segeralah merapat ke warung. Hanya dua dari sepuluh warung yang menyediakan makanan berat dengan menu hidangan laut, ikan, cumi, dan udang. Masakan yang ditawarkan hanya dua pilihan, bakar atau goreng.

”Di sini sayur jarang dihidangkan karena kami harus membeli jauh ke darat (Jakarta dan Tangerang,” ujar Mustafin, pemilik warung makan.

Harga makanan di sini tidak jauh berbeda dengan Jakarta dan Tangerang. Warung-warung buka dari pukul 06.00 hingga tengah malam karena orang menikmati suasana pantai ini hingga malam hari. Pada akhir pekan biasanya rombongan wisatawan menggelar acara barbeque atau bakar ikan. Di Pantai Perawan juga tersedia lokasi untuk berkemah.

Bintang laut

Selepas dari Pantai Pasir Perawan, segeralah bersiap menikmati keindahan bawah laut dengan pemandangan lamun asmara, terumbu karang, dan beragam jenis ikan berwarna-warni.

Harga sewa perahu bervariasi tergantung tujuan dan besarnya perahu, yakni Rp 250.000 hingga Rp 450.000 per sekali jalan.

Seusai melaut, berkelana kembali di pulau. Melipirlah ke Pantai Kresek dengan menggunakan sepeda. Dinamakan Pantai Kresek karena di sekitar pantai terdapat pohon yang jika ditiup angin akan berbunyi kresek… kresek.

Saat berjalan di pantai, lihat dan hitunglah berapa bintang laut yang memenuhi bibir pantai. Kami beruntung datang pada pertengahan Oktober sehingga bisa melihat proses kawin bintang laut. Semua bintang laut di sini memiliki satu warna, yaitu nyaris sama seperti pasir.

Susuri Pantai Kresek ke arah barat hingga menuju Pantai Bintang. Dinamakan Pantai Bintang karena di tempat ini jumlah bintang laut lebih banyak lagi ketimbang Pantai Kresek.

Menjelang senja, lanjutkan berjalan menuju dermaga LIPI. Dari sini terlihat Pulau Burung, juga Pulau Tengah atau oleh warga disebut Pulau H. Di Pulau H tengah berlangsung pembangunan kompleks vila mewah.

Senja berganti malam dan pantai mulai sepi. Hanya terlihat kilau cahaya yang temaram nun jauh dari Pulau H.

Murah meriah

Tak sulit berwisata di Pulau Pari. Dari Jakarta, bisa naik kapal feri dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Kapal berangkat sekali sehari, yakni setiap pukul 10.00 dan tiba di pulau ini pukul 13.00. Ongkosnya Rp 35.000 per orang untuk sekali perjalanan. Bisa juga naik feri dari Rawa Saban, Cituis, Kabupaten Tangerang. Harga tiketnya Rp 50.000 per orang.

Bisa pula naik kapal cepat dari Dermaga Marina, Ancol. Kapal dengan tujuan Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, dan Pulau Tidung itu berangkat pukul 07.30 dan tiba di Pulau Pari sekitar pukul 09.00. Harga tiket Rp 125.000 per orang.

Jika ingin menikmati tuntas Pulau Pari, sebaiknya menginap dua hari semalam. Sewa penginapan Rp 400.000-Rp 600.000 per rumah per malam. Alternatif yang lebih murah dengan berkemah.

”Bekal Rp 250.000 per orang sudah bisa menikmati keindahan pulau ini (Pulau Pari). Dengan catatan menginap dalam tenda atau berkemah di pinggir pantai. Tenda kami bawa sendiri,” kata Wijaya (20), mahasiswa perguruan tinggi di Jakarta Barat. Ia datang berlima dengan rekan sesama mahasiswa.

Yuk, segera jadwalkan menjelajah Pulau Pari.

Wisatawan berkeliling naik sepeda menikmati matahari terbit di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (16/10). (KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Wisatawan naik perahu mengelilingi terowongan mangrove di Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (16/10). (KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Artikel Lainnya