KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Kapal motor Bunga Mawar Ekspres yang melayani rute Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu-Tanjung Pasir, Tangerang, bersiap-siap berangkat dari Dermaga Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Minggu (12/4). Terdapat tiga kapal reguler yang melayani rute ini dengan kapasitas penumpang hingga 100 orang. Warga Pulau Untung Jawa dan wisatawan mengandalkan ketiga kapal tersebut sebagai alat transportasi masuk dan keluar Pulau Untung Jawa.

Liputan Kompas Nasional

Pulau Untung Jawa: Kisah Oemar Bakri dalam Versi Lain * Kelana Seribu Pulau

·sekitar 4 menit baca

Edi Krisnanto (44), guru SMP Negeri 285 Pulau Untung Jawa, terlambat mengajar. Kapal yang ditumpanginya terjebak hujan badai, Senin (13/4). Kapal yang ia tumpangi terombang-ambing akibat jarak pandang terbatas. Pelayaran yang seharusnya ditempuh 20-30 menit molor jadi 2 jam. Kisah korps ”Oemar Bakri” dalam versi lain rupanya turut mewarnai masalah transportasi Kepulauan Seribu.

”Padahal, saya berangkat pukul 06.00 dari Tanjung Pasir, ikut kapal sayur. Biasanya sampai sekolah pukul 06.30, tadi pukul 08.30 baru sampai,” tutur Edi, yang sudah mengajar di Kepulauan Seribu selama 5 tahun.

Kisah ini mengingatkan kita akan nasib Oemar Bakri, sosok guru yang digambarkan Iwan Fals dalam lagunya.

Edi berdomisili di Balaraja, Tangerang. Sepekan dua kali, ia pulang untuk mengunjungi keluarganya di wilayah daratan. Transportasi utamanya adalah kapal kayu (kapal ojek) yang berlabuh di Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang.

Dari Balaraja, ia berangkat sekitar pukul 04.30 dengan bus. Ia harus mengejar kapal sayur yang berangkat ke Pulau Untung Jawa pukul 06.00. Telat sebentar saja, ia harus terlambat menemui siswa-siswa di SMP Negeri 285 Pulau Untung Jawa. Harap maklum, jadwal kapal selanjutnya pada pukul 09.00, 11.00, dan 15.00.

Biaya yang dibutuhkan Edi sekitar Rp 200.000 per pekan untuk mengajar di Pulau Untung Jawa. Biaya kapal penyeberangan dari Pelabuhan Tanjung Pasir-Pulau Untung Jawa Rp 40.000 (pergi-pulang). Adapun biaya lain dikeluarkan untuk ongkos naik bus dari Balaraja-Tanjung Pasir, ojek, dan lain-lain.

Setiap bulan, Edi menerima gaji pokok Rp 4 juta. Kini, ia dan beberapa rekannya sesama guru sedang memperjuangkan tunjangan transportasi yang akan dihapuskan akibat perubahan kebijakan tunjangan kinerja daerah (TKD) statis dan dinamis. Sebelum kebijakan berubah, TKD dari DKI mencapai Rp 5 juta per bulan. Sementara nilai TKD yang akan diterima setelah pagu anggaran APBD 2015 mengacu pada APBD 2014 belum jelas.

”Kebijakan baru itu tidak sesuai dengan karakteristik wilayah mengajar kami di pulau. Untuk kalangan pejabat struktural, mungkin ini menguntungkan. Tetapi, bagi pejabat fungsional seperti kami, lebih baik pakai kebijakan yang lama,” tutur Edi.

Di Pulau Untung Jawa, Edi tinggal di rumah dinas. Rumah dinas itu baru hadir beberapa tahun terakhir. Sebelum ada rumah dinas, Edi harus mengontrak atau indekos di rumah warga.

Akses utama

Bagi warga Pulau Untung Jawa, kapal ojek ini merupakan transportasi utama untuk berbelanja kebutuhan pokok ke Pasar Kampung Melayu, Teluk Naga, Tangerang. Warga biasanya menyeberang dengan membawa sepeda motor. Itu dilakukan untuk memudahkan pergerakan mereka di darat.

”Saya lebih suka berbelanja di Tanjung Pasir karena lebih murah. Di pulau, selisih harganya Rp 500-Rp 1.500 per barang,” ujar Rara (29), petugas honorer Puskesmas Kelurahan Untung Jawa.

Penyeberangan ke Pulau Untung Jawa memang lebih banyak dilayani dari Tanjung Pasir. Jika memilih dari Muara Angke, pengunjung bisa menumpang kapal tujuan Pulau Panggang atau Pulau Kelapa. Kedua kapal itu hanya berhenti di Untung Jawa jika ada pesanan. Tarifnya sekitar Rp 35.000 per orang.

Menurut warga Untung Jawa, dahulu kapal cepat Kerapu milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta sering mengantar wisatawan ke pulau itu. Di Untung Jawa terdapat dua dermaga, yaitu dermaga kapal ojek dan dermaga kapal cepat Dishub DKI Jakarta.

Dermaga Dishub digunakan untuk kapal cepat dan kapal-kapal pejabat yang berkunjung ke pulau yang dulu bernama Amitterdam itu. Namun, karena kontrak pengelolaan kapal habis dan mesin kapal dalam masa perbaikan, pelayanan jasa penyeberangan kapal milik pemerintah sementara waktu terhenti.

Perjalanan lebih lama

Tak hanya warga, wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Untung Jawa juga mengandalkan kapal ojek. Wisatawan menumpang kapal dari pelabuhan pangkalan militer Angkatan Laut Tanjung Pasir, Tangerang. Namun, bagi wisatawan dari Jakarta dan Tangerang, akses perjalanan darat ke Tanjung Pasir memakan waktu lebih lama daripada perjalanan laut ke Pulau Untung Jawa.

Pengalaman Kompas, Jumat (10/4), perjalanan dari Serpong, Tangerang Selatan, ke Pelabuhan Tanjung Pasir memakan waktu 2 jam. Salah satu titik kemacetan adalah kawasan M-1 dan perimeter Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jarak antara pelabuhan yang berada di Jalan Rasidan Kompleks, Teluk Naga, dengan Kota Tangerang sekitar 29 kilometer.

Infrastruktur jalan yang buruk di dekat dermaga pun memperlambat perjalanan. Ada beberapa titik lubang jalan yang dipenuhi kubangan lumpur dan sisa air hujan. Lubang berdiameter hingga sekitar 50 sentimeter itu membahayakan, terutama bagi pengendara sepeda motor.

Bersih dan apik

Dibandingkan dengan Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Pelabuhan Tanjung Pasir lebih bersih dan teratur. Tidak ada bau amis ikan, tak ada jalan yang becek, dan tak ada pemandangan hitam pekat air sungai di sana. Pepohonan yang tumbuh di tepi pantai memberikan hawa sejuk bagi calon penumpang sebelum menyeberang.

Sayangnya, lokasi penyeberangan ini belum dilengkapi dermaga. Penumpang kapal ojek harus menaiki tangga kayu dan perpegangan pada alat bambu saat naik ke kapal. Kapasitas kapal penyeberangan sekitar 200 penumpang dan beberapa sepeda motor.

Ada tiga pintu masuk bagi wisatawan yang ingin menyeberang. Masuk ke pangkalan militer TNI Angkatan Laut, pengunjung akan dimintai biaya Rp 15.000-Rp 20.000. Itu termasuk ongkos parkir apabila kendaraan menginap berhari-hari di pangkalan. Karena dijaga oleh anggota TNI AL, penitipan di lokasi ini relatif aman.

Suasana Pelabuhan Tanjung Pasir cukup bersih. Ada fasilitas toilet di tepi pantai. Beberapa pedagang menjajakan ikan bakar, kopi, dan mi instan di warung yang menghadap pantai. Adapun jadwal keberangkatan kapal ojek dari Tanjung Pasir-Untung Jawa pukul 06.00, 09.30, 11.00, dan 15.00. Biaya penyeberangan Rp 10.000 per orang. Namun, penyedia jasa kapal akan meminta ongkos kapal (pergi-pulang). Alasannya adalah jaga-jaga soal keamanan kalau-kalau terjadi kecelakaan di perjalanan.

”Ini kesepakatan bersama supaya kapal lain segera menolong kalau terjadi kecelakaan di laut,” tutur Ramli, anak buah kapal Mawar Ekspress.

Semangat berbenah di pulau ini perlu terus dikawal demi kemaslahatan dan kesetaraan antara warga pulau dan warga daratan DKI Jakarta. (DIAN DEWI PURNAMASARI)

Artikel Lainnya