KOMPAS/AMIR SODIKIN

Kapal Borobudur - Erik Petersen, peneliti asal Denmark yang lama tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sedang menyelesaikan rekonstruksi kapal Borobudur, seperti yang ditemukan pada relief Candi Borobudur.

Persiapan Peluncuran Ekspedisi Kapal Borobudur

Selesai, Rekonstruksi Kapal Borobudur

·sekitar 2 menit baca

SELESAI, REKONSTRUKSI KAPAL BOROBUDUR

Banjarmasin, Kompas

Rekonstruksi kapal seperti yang terpahat di relief Candi Borobudur berhasil dibuat miniaturnya dengan panjang satu meter, tinggi sekitar 0,75 meter, dan dilengkapi tiga tiang layar.

Rekonstruksi itu dikerjakan peneliti kapal etnik dari Denmark, Erik Petersen, yang sudah 10 tahun tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Petersen di Banjarmasin, Rabu (7/5), menuturkan, rekonstruksi kapal Borobudur yang dia kerjakan merupakan proyek pertama yang paling serius dalam reka ulang kapal Borobudur. “Pernah ada penelitian dari Inggris dan Australia, tetapi tidak terlalu serius,” katanya.

Rekonstruksi itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk meneliti desain dan ukurannya. Bagian lain yang masih akan menyita perhatian adalah merekonstruksi sejarah asal- muasal kapal tersebut dan peranannya di masa lalu.

Petersen meyakini jenis kapal dagang itu merupakan kapal khas dari Indonesia. “Kemungkinan berasal dari Kalimantan atau dari Sumatera,” tuturnya.

Dalam relief Candi Borobudur hanya terlihat bentuk pahatan kapal secara umum. Detail dan skala ukurannya masih harus dikaji sehingga menghasilkan bentuk kapal yang betul-betul bisa berlayar di perairan seperti zaman dahulu kala.

Bisa berlayar

Replika kapal Borobudur itu dibuat dari kayu madahirang yang lazim digunakan sebagai bahan baku kapal dan jukung. “Kapal ini sudah saya uji coba dan sudah bisa berlayar, tapi masih perlu perbaikan,” katanya.

Petersen secara serius merekonstruksi kapal Borobudur karena rahasia teknik pembuatan kapal etnik itu hingga kini belum seluruhnya terungkap. Jika rekonstruksi berhasil, maka ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya dari nenek moyang kita bisa didokumentasikan dan dipelajari lagi.

Petersen bingung ketika ditanya kapan penelitiannya akan diekspos di Indonesia. Jarang ada instansi di Indonesia, termasuk pemerintah, tertarik dan betul-betul mau mendukung publikasi kapal etnik seperti yang dikerjakan Petersen.

Selama ini Petersen hanya dibantu oleh Museum Kapal Viking di Denmark. “Saya baru akan membicarakan rekonstruksi kapal Borobudur ini di Denmark bulan September nanti. Kalau di Indonesia ada yang tertarik dan ingin membantu, saya berterima kasih sekali,” harapnya. (AMIR SODIKIN)

Artikel Lainnya