KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak (kanan) menerima buku dari Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun pada penutupan Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 di Lapangan Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, Minggu (10/5).

Liputan Kompas Nasional

JLS Strategis Akan Dipetakan: Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 Ditutup

·sekitar 2 menit baca

Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, akan segera memetakan lokasi strategis dari jalan lintas selatan Jawa. Dalam pemetaan akan dibagi status jalan menjadi jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten.

“Departemen PU akan mempertimbangkan mana jalan yang strategis secara nasional. Dengan demikian, potensi selatan Jawa dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Hermanto dalam sambutan penutupan Ekspedisi Susur Selatan Jawa Kompas 2009 di Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (10/5).

Hadir dalam acara itu Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun dan para sponsor. Ekspedisi berlangsung selama dua pekan, dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, pada 26 April 2009, dan berakhir di Ujung Kulon, Banten.

Menurut Rikard Bagun, Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 bertujuan menyingkap realita infrastruktur di wilayah selatan Jawa. Kegiatan ini sekaligus menggugah pemerintah untuk memerhatikan potensi pesisir selatan Jawa sehingga bisa berkembang seperti kawasan utara dan tengah Jawa.

Hermanto mengakui, jalan lintas selatan (JLS) Jawa sepanjang lebih kurang 1.500 kilometer belum memadai. Sekitar 80 persen di antaranya masih berstatus jalan kabupaten, provinsi, dan nonstatus. Hanya 20 persen berstatus jalan nasional.

Biaya pembangunan dan perbaikan JLS yang berstatus jalan kabupaten atau provinsi berasal dari pemerintah daerah setempat serta pemerintah pusat. Adapun JLS nonstatus akan ditingkatkan menjadi jalan nasional dengan biaya perawatan dari APBN.

“Kami upayakan supaya ada keseimbangan wilayah Jawa dengan tata ruang nasional,” katanya.

Pinjaman ADB

Menurut Direktur Bina Program Departemen PU Taufik W, pemerintah berencana menggunakan dana pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk membenahi JLS Jawa. Sekitar 60 persen atau 300 juta dollar AS dari pinjaman ADB sebanyak 500 juta dollar AS rencananya untuk memperbaiki JLS Jawa. Sisanya untuk membenahi infrastruktur di Kalimantan Barat dan Timur.

Departemen PU telah menyelesaikan studi kelayakan tentang pembenahan infrastruktur. Hasil studi telah dipresentasikan kepada ADB pekan lalu.

Dana ADB akan digunakan untuk merawat, menguatkan, dan memperbaiki jalan, terutama di daerah yang kaya potensi ekonomi. Lama waktu pembayaran pinjaman sedang dibahas, sekitar 20 tahun.

Pinjaman rencananya disalurkan dalam tiga tahap selama enam hingga delapan tahun. Penyaluran pertama sekitar 150 juta dollar AS yang direalisasikan tahun 2010. Sebanyak 90 juta dollar AS di antaranya untuk JLS Jawa.

Dalam acara itu, Rikard Bagun menyerahkan plakat Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 dan sejumlah buku kepada Hermanto Dardak atas tanggapan positif terhadap ekspedisi tersebut. (ADH/BAY/MKN/JAN)

Artikel Lainnya