KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pontius Kelanangame yang tergabung dalam kelompok usaha Pemuda Mandiri memberi makan ayam petelur, di Distrik Mimika Baru, Timika, Papua, Kamis (10/5). Kelompok usaha tersebut berada di bawah bimbingan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro yang bertujuan melatih hidup mandiri.

Provinsi Papua

Ekspedisi Tanah Papua: Sinergi Memberdayakan Warga Papua

·sekitar 2 menit baca

Pontius Kelanangame (32) giat memberi makan ayam-ayam petelur piaraannya di Kampung Timika Jaya SP 2, Kabupaten Mimika, Papua, Kamis (10/5). Inilah kesibukan anak warga asli Papua itu bersama sembilan rekannya. Lima bulan terakhir mereka menekuni usaha ternak ayam petelur.

Aktivitas itu mereka lakoni setelah bergabung dengan kelompok swadaya masyarakat (KSM) binaan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). LPMAK adalah lembaga nonprofit yang didirikan para pemangku kepentingan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Mimika, mencakup Pemerintah Kabupaten Mimika, Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro, serta gereja-gereja di Mimika.

Lembaga ini mengelola dana kemitraan dari PTFI. PTFI adalah perusahaan tambang emas yang lebih dari 40 tahun terakhir beroperasi di Mimika.

KSM yang diketuai Pontius mendapatkan bantuan modal usaha dari LPMAK. Dananya bersumber dari dana kemitraan Freeport.

Kini 1.040 ayam piaraan mereka sudah bertelur. Dalam sehari dipanen sebanyak 32 rak telur. Satu rak berisi 30 butir. Telur itu dipasok ke pasar Timika.

”Kami siap-siap tambah 1.000 ayam lagi,” kata Pontius yang sebelumnya luntang-lantung sebagai anak jalanan.

Berdasarkan laporan tahunan LPMAK tahun 2010, realisasi penerimaan dana kemitraan PTFI per Desember 2010 mencapai 69,7 juta dollar AS. Dari 1966-2009, dana kemitraan yang disalurkan PTFI mencapai 397,6 juta dollar AS.

Sekretaris Eksekutif LPMAK Emanuel Kemong menuturkan, dana kemitraan dikelola dan disalurkan kepada masyarakat melalui tiga program utama, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Setiap tahun dana dari PTFI bervariasi.

Di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, sepanjang 2010 telah disalurkan bantuan modal usaha melalui dana bergulir kepada 1.563 KSM. Jenis usaha yang didanai bervariasi, seperti peternakan babi dan unggas, perdagangan, pertanian, dan perikanan.

Di bidang kesehatan, LPMAK memiliki Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) yang dikelola Yayasan Caritas Mimika sejak 1999. RSMM memberi pelayanan medis kepada masyarakat suku Amungme dan Kamoro, serta lima kekerabatan suku, yaitu Damal, Dani, Mee, Nduga, dan Moni. Masyarakat tujuh suku itu dapat berobat gratis dan cukup membayar pendaftaran Rp 5.000. Tercatat kunjungan pasien rawat jalan sepanjang 2010 sebanyak 113.569 orang. Sebanyak 88.556 pasien di antaranya menjadi tanggungan LPMAK.

Di bidang pendidikan, total penerima beasiswa per Desember 2010 sebanyak 594 orang. Dari penerima beasiswa itu, 567 penerima di antaranya adalah pelajar dan mahasiswa dari tujuh suku, suku Papua lain 16 orang, dan non-Papua 11 orang.

Pada tahun 2003, PTFI juga membentuk Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN). Institut ini membuka peluang pra-magang, magang, dan pengembangan karier lanjut untuk warga Papua di PTFI.

Izak Sayori, Superintendent IPN, menjelaskan, program pra-magang diprioritaskan bagi warga tujuh suku di sekitar wilayah operasi PTFI, yakni Amungme, Kamoro, Moni, Nduga, Damal, Dani, dan Ekari.

”Melalui program ini, PTFI ingin membantu sebanyak mungkin anak-anak Papua mendapat pelatihan agar bisa bekerja di mana saja tanpa mesti bekerja di PTFI,” kata Izak.

Saat ini, dari hampir 11.000 karyawan PTFI, sekitar 1.600 orang di antaranya adalah alumni IPN. (RWN/JOS/APA/NAR)

Artikel Lainnya