KOMPAS/HARRY SUSILO

Pendaki harus melewati lintasan tali untuk menyeberangi jurang selebar 15 meter dengan kedalaman sekitar 20 meter ketika akan menuju puncak Carstensz Pyramid atau Ndugu-Ndugu, Jayawijaya, Papua, Sabtu (24/4). Meskipun didera cuaca buruk, Tim Wanadri berhasil mencapai puncak dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut ini untuk kedua kalinya.

Pendakian Cartensz Pyramid di Papua

Ekspedisi: Pendakian Carstensz, Awal Misi dan Ajang Latihan

·sekitar 2 menit baca

Selain menjadi awal misi Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia, pendakian ke puncak Carstensz Pyramid atau Ndugu-Ndugu, Jayawijaya, Papua, sekaligus merupakan ajang latihan bagi tim sebelum menempuh perjalanan ke enam puncak tertinggi lainnya. Medan yang bervariasi dan memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi membuat Carstensz menjadi lokasi latihan yang tepat.

Sabtu (24/4) lalu, sebagian anggota tim Alfa berlatih dengan kembali mendaki puncak Ndugu-Ndugu di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pendakian kali ini melibatkan 10 orang, termasuk tim Bravo.

Tim Alfa yang ke Ndugu-Ndugu untuk kedua kalinya antara lain Ardeshir Yaftebbi, Iwan Irawan, dan Nurhuda. Adapun tiga anggota tim lainnya, Martin Rimbawan, Fajri Al Luthfi, dan Gina Afriani, berlatih di puncak Carstensz Timur yang berketinggian sekitar 4.400 mdpl.

Koordinator Staf Ahli Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Muhamad Gunawan, kemarin, mengatakan, latihan ke dua puncak itu ditujukan untuk membiasakan tim dengan kondisi medan ekstrem, seperti tebing dan es. “Dengan begitu, mereka tidak akan terlalu kaget ketika akan mendaki puncak tertinggi lainnya,” kata Gunawan yang biasa disapa Ogun, di Lembah Danau-Danau, Jayawijaya. Lembah Danau-Danau adalah kamp terakhir tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia.

Pada pencapaian Tim Wanadri yang kedua kali ke puncak Ndugu-Ndugu, tim berangkat pukul 04.00 WIT dan tiba di puncak pukul 11.30. Perjalanan sempat terhambat cuaca buruk, yaitu kabut disertai hujan es.

Sebagian anggota tim yang mendaki puncak ini menggigil kedinginan sehingga perjalanan agak melambat. Tim baru mencapai Lembah Danau- Danau sekitar pukul 18.30 dengan kondisi fisik yang terkuras.

Pendakian ke Ndugu-Ndugu sebagian besar melalui medan tebing bebatuan dengan kemiringan 75-90 derajat. Pada ketinggian 80-100 meter menuju puncak, tim melewati jurang selebar 15 meter yang dinamakan Kandang Babi dengan menggunakan lintasan tali (tyrollean).

Rabu lalu, tim inti ekspedisi juga berlatih menghadapi suhu dingin dan rendahnya oksigen dengan menginap di atas medan es yang berada di kawasan es Nggapulu dengan ketinggian sekitar 4.700 mdpl.

Latihan tidur dengan tenda di atas es ini dimaksudkan agar tim terbiasa dengan medan dan suhu yang ekstrem. Kondisi ini diperkirakan akan dihadapi di puncak gunung tertinggi lainnya, seperti McKinley (Alaska, Amerika Serikat), Aconcagua (Argentina), Vinson Massif (Antartika), dan Everest (Nepal/China).(ILO)

Artikel Lainnya