KOMPAS/HARRY SUSILO

Kawasan yang tertutup gletser di Pegunungan Jayawijaya, Papua, terus menyusut seperti terlihat di foto yang diambil dari helikopter, Kamis (22/4). Mencairnya gletser di Pegunungan Jayawijaya terjadi karena kenaikan suhu di muka bumi akibat pemanasan global.

Pendakian Cartensz Pyramid di Papua

Ekspedisi Puncak Tujuh Benua: Enam Pendaki Berangkat April

·sekitar 2 menit baca

Enam pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri akan memulai Ekspedisi Puncak Tujuh Benua (7 Summits Expeditions) pada 5 April. Pendakian pertama adalah puncak Ndugu Ndugu (4.884 meter di atas permukaan laut) yang lebih dikenal dengan Cartensz Pyramid di Papua. Ndugu Ndugu mewakili kawasan Australia- Oceania.

Pendakian berikutnya adalah Kilimanjaro (5.892 mdpl) di Afrika, Elbrus (5.642 mdpl) di Eropa, Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika, Denali atau McKinley (6.194 mdpl) di Amerika Utara, Aconcagua (6.962 mdpl) di Amerika Selatan, dan terakhir di Sagarmatha alias Everest (8.850 mdpl) di Asia.

Ekspedisi dijadwalkan selesai dalam dua tahun, mulai dari April 2010 hingga Mei 2012. Pendakian dilakukan oleh enam anggota Wanadri, yaitu Ardeshir Yaftebbi, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Fajri Al Luthfi, Nurhuda, dan Gina Afriani.

Ketua Umum Ekspedisi Puncak Tujuh Benua Endriartono Sutarto di Kantor Kompas, Rabu (10/3), menjelaskan, ekspedisi ini merupakan idealisme dari anak- anak muda yang ingin menorehkan kebanggaan bagi Indonesia yang miskin prestasi. Semangat ini perlu didukung untuk mengangkat kembali kebanggaan Indonesia.

“Ekspedisi ini mungkin bisa memuaskan dahaga prestasi karena selama ini kita minim prestasi olahraga,” ujar Endriartono.

Yoppi Rikson dari Wanadri menjelaskan, ekspedisi ini bisa mengangkat Indonesia sejajar dengan negara-negara yang telah berhasil. Saat ini ada 108 seven summiter, pendaki yang berhasil menaklukan puncak tujuh benua, dari 33 negara, termasuk Singapura yang tidak punya gunung.

“Ekspedisi ini juga mengampanyekan pemanasan global secara nasional dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Yoppi, yang juga mempresentasikan pencairan es di Kilimanjaro dan Ndugu Ndugu. Luas padang salju di Jaya Wijaya menyusut dari 7 mil persegi menjadi 1 mil persegi, atau tinggal sekitar 15 persen.

Pendakian ke puncak-puncak bersalju itu juga akan didokumentasikan menjadi sebuah buku panduan bagi para pendaki dari daerah tropis. Buku diperkaya dengan uraian persiapan fisik hingga psikologi hasil kerja sama dengan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

Yoppi menambahkan, ekspedisi ini membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat. Keberhasilan ekspedisi merupakan prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia.(ANG)

Artikel Lainnya