wanadri.or.id

Pendakian Cartensz Pyramid di Papua

Pencinta Alam: Wanadri Berambisi Daki 7 Puncak Tertinggi di Dunia

·sekitar 2 menit baca

Enam anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri berambisi menjadi orang Indonesia pertama yang mendaki tujuh puncak tertinggi di dunia. Tujuannya menyejajarkan dan mengangkat nama Indonesia dalam dunia pendakian puncak tertinggi dan pencinta alam internasional.

“Saat ini baru 108 orang dari 33 negara yang berhasil mendaki tujuh puncak tertinggi itu. Orang Indonesia belum termasuk salah satu di antaranya,” kata Kepala Pendakian Tim Ekspedisi Tujuh Atap Dunia Wanadri Ardesor Yaftebbi di Bandung, Jawa Barat, Minggu (17/1) malam.

Istilah Tujuh Puncak Tertinggi di Dunia (The Seven Summits of the World) diperkenalkan pendaki Richard Bass tahun 1980-an. Tempat itu adalah Puncak Jaya atau Cartenz Pyramid di wilayah Australia-Oceania dengan ketinggian 4.884 meter, Kilimanjaro di Afrika (5.895 m), Elbrus di Eropa (5.642 m), Vinson Massif di Antartika (4.892 m), Mckinley di Amerika Utara (6.194 m), Aconcagua di Amerika Selatan (6.962 m), dan Everest di Asia (8.850 m).

Enam anggota Wanadri yang akan mencoba mendaki adalah Iwan Irawan dari angkatan Tapak Lembah (1993), Ardesor Yaftebbi (Hujan Rimba 2005), serta empat orang dari angkatan Bayu Windu 2008, yakni Martin Rimbawan, Nur Huda, Fajri A Lutfi, dan Muhammad Ilham Fauzi.

Menurut Ardesor, pendakian ini akan dimulai tanggal 19 Maret mendatang dan ditargetkan selesai dua tahun. Selain kendala biaya, izin mendaki telah didapat serta latihan dan simulasi pendakian sudah dimulai sejak dua bulan lalu. Simulasi dilakukan di Gunung Semeru, Gunung Gede, Tebing Citatah, dan Puncak Jayawijaya.

“Biaya yang kami perlukan sangat besar, mencapai Rp 9 miliar, dan sampai sekarang jumlah itu belum terkumpul. Namun, bagi kami bukan kendala besar. Besar atau kecil biaya yang kami dapatkan, pendakian tetap sesuai jadwal,” ujar Ardesor.

Ketua Tim Ekspedisi Tujuh Atap Dunia Wanadri Yoppi Rikson mengatakan, misi ini bukan misi ambisius karena berdasarkan rencana matang, di antaranya pemilihan jalur pendakian, latihan dan persiapan, serta perkiraan waktu yang diperlukan. “Wanadri memberikan batasan waktu misi ini tiga tahun,” katanya.(CHE)

Artikel Lainnya