KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Kerusakan jalan lintas utara Kalimantan Timur di poros Sangatta-Simpang Perdau, Kabupaten Kutai Timur, belum juga teratasi hingga Minggu (11/1). Kerusakan terjadi gara-gara ruas itu kerap dilalui truk dan bus besar serta perawatan kurang akibat dana minim. Poros itu merupakan bagian dari jalan nasional yang separuhnya rusak.

Liputan Kompas Nasional

Jelajah Kalimantan: Tidur di Kaltim, Bangun di Kalsel

·sekitar 1 menit baca

Setelah menyeberang selama satu jam lebih dengan kapal dari Penyeberangan Feri Kariangau, Balikpapan, ke Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dan meneruskan perjalanan darat, baru badan terasa nyaman.

Kondisi jalan Penajam-Tanah Grogot sekitar 138 kilometer lebih mulus dibandingkan dengan jalan sepanjang 1.219 kilometer dari Simanggaris-Samarinda yang hancur-hancuran.

Namun, begitu memasuki wilayah Kalimantan Selatan di Sungai Sengayam, jalanan kembali hancur.

PENAJAM-BANJARMASIN

Beberapa sopir yang membawa Tim Jelajah Kalimantan sempat bercanda sambil menceritakan gurauan di kalangan mereka. “Sebelum tahun lalu, penumpang yang mau masuk ke Kalimantan Selatan lewat ruas jalan ini diingatkan agar jangan tidur. Sebab, pasti tidak bisa melakukannya karena banyak jalan yang rusak,” kata seorang staf Pekerjaan Umum yang menjemput kami di batas antarprovinsi.

Sekarang ungkapan itu terbalik. Kalau tidur selama perjalanan di Kaltim, begitu masuk wilayah Kalsel pasti akan terbangun karena jalan di sana banyak yang rusak.

Jika di wilayah Kaltim kami bersaing dengan truk-truk minyak sawit yang memenuhi badan jalan, sepanjang perjalanan 433 kilometer menuju Banjarmasin, kami harus berhati-hati dengan truk pengangkut batu bara dengan muatan melebihi 12 ton yang melintas di jalan negara tersebut.

Sungguh ironis, kekayaan alam terus dikeruk, sementara jalan terus dirusak. (FUL/AIK/RYO)

Artikel Lainnya