Liputan Kompas Nasional

Wisata Menyelam: Berburu Kuburan Kapal di Sebira * Kelana Seribu Pulau

·sekitar 3 menit baca

Mata kami hampir-hampir tidak percaya melihat imaji yang begitu besar yang tampak pada layar monitor fish finder. Gambar grafik yang menampilkan topografi keadaan dasar perairan itu menunjukkan bentuk serupa kapal yang sangat besar dan panjang, ”Ya, di sini posisinya,” kata Fakhroni, nakhoda Kapal Motor Mutiara Laut yang mengantar kami, Senin (7/9).

Fakhroni segera memerintahkan kru kapal membuang jangkar. Adrenalin terasa memburu karena bangkai kapal yang kami cari selama dua hari akhirnya ketemu.

Bergegas kami memakai perangkat selam. Ombak di permukaan laut saat itu 2-3 meter. Pulau Sebira masih tampak dari pandangan kami, sekitar 1 mil laut (1,8 kilometer) jauhnya.

Kompas yang didampingi tiga pemandu selam segera turun dan bergegas berenang meraih tali jangkar. Rencana kami adalah turun melalui tali tersebut agar mempunyai pegangan untuk melawan arus. Arus dengan kecepatan sekitar 3 knot menerpa, membuat kami bagaikan bendera yang berkibar diterpa angin.

Air laut sedang tak jernih karena perairan di wilayah Kepulauan Seribu masih terkena angin musim timur. Jarak pandang sekitar 2 meter.

Saat mencapai kedalaman sekitar 7 meter, terlihat sebentuk besi panjang pengait sekoci yang mencuat ke atas. Tak lama kemudian, kami mencapai badan kapal yang oleh warga disebut Kapal Guar. Guar, menurut masyarakat Pulau Sebira, berarti ’pusaran arus’. Nama asli kapal itu sudah tak diketahui.

Kapal Guar adalah kapal kargo berbadan besi dengan panjang sekitar 165 meter, lebar 45 meter, dan tinggi 9 meter. Kapal karam di kedalaman sekitar 21 meter dengan posisi tubuh kapal miring ke arah barat. Bagian atas dek berada di kedalaman 12-15 meter.

Mengingat kondisi arus laut, kami tak bisa berlama-lama di lokasi bangkai kapal. Dalam waktu singkat, kami berusaha mengabadikan pemandangan menggetarkan di depan mata.

Tubuh kapal sebagian besar telah ditumbuhi terumbu karang. Ikan-ikan kecil berseliweran dan juga tampak sejumlah ikan besar. Tanda bahwa bangkai kapal ini telah karam berpuluh-puluh tahun lamanya dan berubah menjadi rumpon atau rumah ikan.

Bekas tangga, lubang cerobong, dan sejumlah besi, serupa roda pengerek, membeku di depan mata. Nurdian Syahril, seorang pemandu selam, bercerita sempat merasa takut saat menemukan kapal itu. Di salah satu bagian, ada lubang hitam. Dia mengarahkan senter ke sana. ”Tetapi, seperti enggak ada ujungnya, ngeri saya, buru-buru menjauh,” katanya.

Entah apa yang terjadi pada kapal naas itu dulu. Bagaimana nasib para awaknya pun tak pernah diketahui.

Kapal Guar ini hanyalah satu dari sekian banyak bangkai kapal yang tenggelam di sekitar Sebira. Fakhroni, yang pernah terlibat survei pemetaan laut sekitar Sebira pada 2013, mengatakan, di perairan tersebut ada lebih dari 100 bangkai kapal yang terdeteksi.

Hanya sebagian kecil yang tercatat dalam pemberitaan. Pada 3 November 1971, misalnya, Kompas memuat berita berjudul ”Dua Perahu Kandas Diatas Karang Dekat Noordwachter”. Lalu, pada 16 Januari 1973, ada berita Kapal Motor Bintang Jamrud milik PT Pelayaran Sumatera Putera, juga tenggelam di perairan dekat Pulau Noordwachter.

Noordwachter adalah nama lain pulau yang juga disebut Jaga Utara, lalu Sibira, Sabira, atau Sebira.

Muhammad Ali, nelayan dan warga Sebira, mengatakan, penduduk mengetahui bahwa perairan sekitar pulau merupakan kuburan massal kapal. Mulai dari kapal zaman VOC sampai kapal modern, dari kapal layar terbuat dari kayu sampai kapal barang dari baja.

Warga tak tahu pasti identitas kapal-kapal yang tenggelam. Mereka hanya tahu perkiraan lokasi karamnya kapal. Mereka pun menamai kapal tenggelam sesuai muatannya, seperti kapal sabun, kapal rokok, atau kapal kopi.

Keberadaan banyak bangkai kapal di Sebira di satu sisi merupakan daya tarik bagi penggila obyek wisata minat khusus selam. Namun, jika datang saat perairan tidak tenang dan data koordinat keliru, kegiatan bisa berakhir dengan kekecewaan. Di sini persiapan menjadi sangat penting…. (LASTI KURNIA/AMBROSIUS HARTO)

Artikel Lainnya