Perjalanan menuju puncak Aconcagua (6.962 meter di atas permukaan laut) memberikan kesan yang tak dapat dilupakan. Dengan mengambil rute normal, tim ekspedisi tujuh puncak dunia mulai memasuki pintu Taman Provinsi Aconcagua yang terletak di Lembah Horocones, Mendoza, Argentina, pada 18 Desember 2010. Didampingi pemandu dari Aymara, pendakian menuju puncak melalui medan padang rumput yang terhampar luas, dilanjut dengan meniti tanah berbatu yang terjal, menyusuri padang pasir, hingga melintasi punggungan bersalju.
Meskipun melalui medan berat dengan cuaca yang ekstrem, perjalanan selama hampir dua pekan menuju puncak Aconcagua disuguhi pesona alam yang menakjubkan. Barisan Pegunungan Andes yang memutih terkena guyuran salju, hamparan padang rumput, gerombolan bagal yang bergerak serasi, dan kilauan senja di balik bukit yang menjulang. Ah, sungguh memanjakan mata.
Sebagai bentuk penyesuaian diri dengan ketinggian atau aklimatisasi, tim menginap selama dua malam di Confluencia (3.400 mdpl) dan empat malam di kamp utama Plaza de Mulas (4.300 mdpl). Dua lokasi ini berbentuk tanah lapang yang luas, dipenuhi tenda warna-warni, tenda makan, dan toilet berbentuk kotak kecil yang disediakan agen-agen pendakian.
Perjalanan pun dilanjutkan ke kamp 1 Plaza Canada (4.910 mdpl), lalu bergerak ke kamp 2 Nido de Condores (5.400 mdpl) dan kamp Cholera di ketinggian 5.970 mdpl sebelum harus mendaki ke puncak atau summit attack. Terdapat lima pendaki dari tim yang akhirnya berhasil mencapai puncak pada 27 Desember 2010 dan 2 Januari 2011.