Pada tahun 2000-an, jalan ruas Lahat-Tebing Tinggi, serta jalan ruas Lahat-Pagar Alam-Tebing Tinggi selalu dihindari pada malam hari. Selain karena kondisi buruk, dua ruas itu rawan kejahatan. Saat itu, kondisi jalan yang menghubungkan ruas Betung-Sekayu-Muara Beliti juga masih buruk.
Memasuki tahun 2007, kondisi jalan lintas tengah (jalinteng) Sumatera, yakni ruas Lahat-Tebing Tinggi dan Lahat-Pagar Alam-Tebing Tinggi, semakin membaik meskipun belum 100 persen. Kondisi keamanan pun semakin meningkat, seiring dengan membaiknya kondisi jalan dan tindakan tegas petugas kepolisian. Apalagi, ruas jalan Betung-Sekayu- Muara Beliti juga semakin mulus.
Lebih baik
Walni (48), sopir mobil sewaan yang kerap melewati jalinteng dan jalan lintas timur (jalintim) Sumatera, menuturkan, kondisi jalinteng ruas Lahat-Tebing Tinggi sekarang jauh lebih baik dibandingkan dengan dulu. Meskipun jalannya berkelok-kelok dan naik-turun, permukaan jalan umumnya beraspal mulus.
“Kondisi jalan mulai Palembang sampai Lahat mulus. Masalah baru muncul ketika memasuki jalan antara Lahat dan Tebing Tinggi. Jalannya sempit dan rawan longsor,” katanya.
Menurut Walni, pemakai jalan lebih suka melewati ruas jalan Lahat-Tebing Tinggi karena lebih lebar daripada ruas jalan Lahat-Pagar Alam- Tebing Tinggi.
Setelah jalan Betung-Sekayu-Muara Beliti diperbaiki, kendaraan dari Palembang menuju Lubuk Linggau tidak lagi melewati jalinteng ruas Lahat-Tebing Tinggi. Kendaraan dari Palembang lebih memilih menuju ke Lubuk Linggau melalui Betung-Sekayu-Muara Beliti. Ruas jalan Lahat- Pagar Alam-Tebing Tinggi tersebut biasanya menjadi jalan alternatif jika ruas Lahat-Tebing Tinggi putus seperti kejadian pada tahun 2006 ketika Jembatan Air Pangi di Lahat ambruk.
Prioritas jalintim
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Asep Sudarjat mengemukakan, panjang jalan yang menjadi tanggung jawab Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III sepanjang 1.290,4 kilometer. Ruas jalan tersebut terdiri atas jalintim (406 kilometer), jalinteng (462,3 kilometer), dan sisanya jalan penghubung jalintim dengan jalinteng.
Menurut Asep, program prioritas Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010 adalah pada jalintim, yaitu pelebaran jalan dari enam meter menjadi tujuh meter. Jalintim yang akan diperlebar adalah yang menghubungkan Palembang-Jambi dan Palembang-Lampung sepanjang 57 kilometer dengan anggaran Rp 111 miliar.
Jalintim sebagai jalan utama didesain agar dapat menahan beban sampai 10 ton, sedangkan jalinteng hanya sanggup menahan beban delapan ton.
“Kebutuhan anggaran sebesar Rp 416 miliar, tetapi anggaran yang disetujui dan dicairkan tahun 2010 hanya Rp 199 miliar. Biaya sebanyak itu untuk pembangunan jalan di Sumatera Selatan saja masih kurang. Jadi yang penting saat ini adalah menjaga agar jalan tetap berfungsi,” kata Asep.