Tak pernah terbayangkan sebelumnya, areal kebun kopi, kelapa, vanila, dan tanaman lainnya seluas 12 hektar di Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menjadi tempat wisata. Tak pernah diimpikan pula, kawasan wisata tersebut menjadi rujukan bagi banyak turis mancanegara.
Adalah Mustajab, pensiunan PTPN XVIII, yang membuat semua itu terjadi di areal perkebunan miliknya, mulai tahun 1975. Areal perkebunan, yang merupakan warisan orangtuanya, tersebut berada tepat di belakang Stasiun Kereta Api Kalibaru, Jalan Raya Banyuwangi-Jember.
Mustajab menceritakan, dari tahun ke tahun, jumlah warga negara Belanda yang datang ke rumahnya terus meningkat. Itu bukan karena perkebunannya belaka, tetapi juga karena dia sering membantu warga Belanda yang berupaya mencari makam orangtua atau kakek-nenek mereka di daerah Glenmore dan sekitarnya. “Tak jarang juga mereka datang sekadar cerita tentang keberadaan di Glenmore dulu,” katanya.
Berkembang pesat
Sekitar tahun 2000 atau 25 tahun kemudian, homestay yang dirintis Mustajab berkembang pesat. Turis yang datang tak lagi hanya dari Belanda, tetapi juga dari Jerman, Perancis, dan negara Eropa lainnya. Selain itu, banyak pula turis lokal.
Untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan turis, tidak ada satu televisi pun disediakan di penginapan tersebut. Suasana dibuat “sealami” mungkin.
Pagi hari, turis bisa melihat pekerja memerah susu dari sapi-sapi yang diternak di sana. Selain itu, mereka bisa menyaksikan langsung bagaimana membuat gula kelapa, mengambil atau memetik kelapa dari atas pohon, serta melihat sekaligus mengenal beragam tanaman yang ada di kebun.
Paket lainnya untuk wisata di sana, antara lain, adalah arung jeram dan melihat budidaya penyu di Sukamade, Banyuwangi. “Lokasi wisata di penginapan ini sungguh luar biasa. Selain tenang, petugas hotel bisa berbahasa Belanda atau Inggris sehingga kami tidak kesulitan. Itu sebabnya, saya selalu ke sini setiap kali ke Indonesia,” kata Robbie Duret (60), wisatawan asal Nederweert, Belanda. Ia sudah tiga kali berkunjung ke Kalibaru Agro Resort.
Namun, belakangan ini Kalibaru sebagai lokasi tujuan wisata bisa dikatakan agak terancam, terkait rencana pemerintah membangun jalan lintas selatan. Mungkinkah jalan baru itu mengurangi jumlah wisatawan? (A PONCO ANGGORO)