KOMPAS/AGUS SUSANTO

Wisatawan menikmati arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (2/1).

Liputan Kompas Nasional

Wisata Alam: Memacu Adrenalin bersama Pemandu Profesional

·sekitar 3 menit baca

Jika ingin berarung jeram atau paralayang, masalah keamanan, termasuk kelengkapan peralatan, harus menjadi perhatian utama. Jangan sampai niat bersenang-senang di alam bebas berakhir tragis. Salah satu faktor yang pasti membuat hati tenang adalah mengetahui bahwa pendamping wisatawan adalah para pemandu profesional, berpengalaman, bahkan bersertifikat internasional.

Di lokasi wisata paralayang Bukit Gantole di Agrowisata Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pastikan Anda terbang tandem bersama para tandem master. Tandem master adalah para ahli yang memiliki kualifikasi khusus untuk membawa orang terbang paralayang.

“Selain saya, di sini ada enam tandem master lain, yaitu Gendon Subandono, Anwar Permana, Nixon Ray Ratag, Liliek Darmono, Andika Munir, dan Nanang Sunarya. Untuk bisa menjadi seorang tandem master, setiap orang harus memiliki 250 jam terbang dan kemampuan membaca cuaca,” kata David Agustinus Teak alias Opa.

Meski berperawakan kecil, Opa yang telah berusia 52 tahun ini amat gesit mengendalikan parasut paralayang. Maklum, ia telah menekuni paralayang sejak hampir 20 tahun lalu.

“Dari saya muda, masih mahasiswa, memang sudah tertarik dengan kegiatan alam bebas. Kemudian saya mengenal paralayang dari almarhum Dudi Arief Wahyudi, juga teman lainnya, seperti Lody Korua. Akhirnya, karena senangnya, mendalami hobi ini pun telah menjadi profesi sekaligus mata pencarian yang amat mencukupi,” kata Opa.

Alat dan penyakit

Siapa saja boleh ikut terbang, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, asal sehat jasmani dan rohani, tidak mengidap penyakit jantung dan epilepsi. Umur peminat yang disarankan adalah 14-60 tahun.

Perlengkapan utama dalam olahraga paralayang antara lain parasut utama dan cadangan, harness, dan helm. Berat keseluruhan 10-15 kilogram, tetapi beban tak terasa berat saat terbang. Perlengkapan pendukung terbang yang diperlukan antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang, dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan pakaian penerbang antara lain baju terbang (flight suit), sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi atau boot.

Atlet internasional

Di Citarik, para pemandu profesional juga menjadi jaminan keamanan wisatawan. Arus Liar, misalnya, menyiagakan sekitar 35 pemandu terlatih untuk melayani peminat arung jeram yang biasanya membeludak di akhir pekan.

“Pemandu kami memiliki kualifikasi khusus, rata-rata mampu mengendalikan perahu, menganalisa jeram bisa dilalui dengan aman atau tidak, dan teknik penyelamatan. Kami juga punya trip leader, orang yang mampu mengendalikan satu rombongan perahu dalam satu perjalanan pengarungan, dan instruktur, orang yang mampu melatih sekaligus menentukan seseorang pantas disebut sebagai pemandu atau trip leader. Tentu saja kemampuan instruktur jauh di atas yang lain,” kata Lody Korua dari Arus Liar.

Saat mendampingi Tim Ekspedisi Kompas Ciliwung 2009, Arus Liar mengirimkan pemandu-pemandu berpengalaman, yaitu Hendi Rohendi alias Abo yang juga seorang instruktur, Nanang, Endang, Dendi, Hendi, Rahmat, Iyus, Deden, dan Awan. Mereka didukung Narwan dan Dudin yang siap memenuhi segala kebutuhan tim di dalam perahu, termasuk membantu penyelamatan, dari darat.

Sebagian pemandu di Citarik juga dikenal sebagai atlet arung jeram nasional dan internasional. Mereka telah menjelajahi sebagian sungai di Indonesia dan dunia.

Di samping jadi pemandu di Citarik, Abo dan 30-an pemandu lain turut diterjunkan ke Ibu Kota membantu evakuasi serta penyaluran bantuan bagi korban banjir. Yang turut berperan di sini adalah Global Rescue Network, salah satu “komandannya” adalah Djoni.

Djoni dan beberapa anak buahnya, Eko alias Marcel, Cece, Atek, dan Jumadin, terkenal gesit bergerak dengan mobil berpenggerak empat roda mendatangi tempat-tempat sulit untuk membantu korban bencana, seperti di Aceh, Nias, Sumatera Barat, dan Yogyakarta.

Karena dibantu orang-orang berpengalaman, seperti Opa David, Arus Liar, dan Global Rescue-lah Ekspedisi Kompas Ciliwung 2009, 16-22 Januari 2009, dapat berjalan lancar serta bisa menyuguhkan laporan peliputan rutin bagi pembaca. (NELI TRIANA)

Artikel Lainnya