Kompas/Wisnu Aji Dewabrata

Para anggota tim ekspedisi Sriwijaya bersiap melakukan penyelaman di lokasi bangkai kapal yang tenggelam di perairan Pulau Nangka, Selat Bangka, Kamis (8/10). Para penyelam meneliti bangkai kapal yang diduga tenggelam akibat torpedo.

Liputan Kompas Nasional

Langkan: Peninggalan Bawah Air Terancam

·sekitar 1 menit baca

Perairan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan kawasan yang paling banyak memiliki benda purbakala di dalam laut. Sayangnya jumlah benda purbakala di dalam laut itu semakin berkurang karena diperjualbelikan. Hal itu dikemukakan Kasubdit Perlindungan Direktorat Peninggalan Bawah Air Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Gatot Ghautama, Selasa (6/10) di sela-sela pembukaan ekspedisi Sriwijaya di Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. Ekspedisi Sriwijaya berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu (6-10/10) diikuti oleh 43 peserta. Adapun rute dari Ekspedisi Sriwijaya adalah Kota Kapur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Air Sugihan, dan Sungai Upang di Provinsi Sumsel. Penelitian dilakukan dari segi arkeologi, sosial budaya, dan lingkungan. Tim ekspedisi juga akan mengadakan penyelaman di perairan sekitar Kota Kapur.(WAD/KEN)

Artikel Lainnya