Harapan masyarakat memperoleh keuntungan ekonomi dan kenyamanan perjalanan sedang diwujudkan. Hal itu terlihat pada perkembangan pembangunan infrastruktur jalur lintas selatan ruas Jember-Lumajang-Malang yang terus dikebut.
“Proyek yang sedang kami kerjakan adalah jalur lanjutan Sendang Biru-Bajul Mati. Panjangnya 1,427 kilometer,” kata Imam Wahyudi dan Sutrisno, staf perusahaan konstruksi Wasco yang menangani proyek itu, Selasa (28/4).
Jalur Sendang Biru-Bajul Mati adalah jalur baru di lintasan pegunungan dan tepi pantai Malang Selatan yang panjangnya 10 kilometer. Dari pengamatan sepanjang hari Senin dan Selasa (27-28 April), lahan bagi jalur baru itu disiapkan berupa jalan makadam, yaitu jalan tanah yang dikeraskan. Lebarnya sesuai standar jalan arteri.
Sejumlah tonggak batu permanen sudah dipasang sebagai tanda lintasan dan lebar jalan yang akan dibangun. Kawasan jembatan Bajul Mati-karena keindahan lokasi dan arsitektur jembatan-menjadi obyek wisata sejumlah pelancong dan anak muda yang bersepeda motor.
Kompas mampu menembus jalur lanjutan sejak Jembatan Bajul Mati hingga kawasan Pantai Bale Kambang. Dengan sedikit penanganan di sejumlah lokasi, jalur jalan “yang belum jadi” itu bisa menjadi jalur ekonomi dan mobilitas penduduk.
Empat jembatan
Ekspedisi Susur Selatan Jawa juga menemukan sedikitnya empat buah jembatan sudah dibangun, yaitu Jembatan Kali Buncaran, Kalidimoro, Tumpakrejo, dan sebuah jembatan menjelang Bale Kambang.
Dua buah armada truk penuh berisi singkong dan pisang bisa melewati jalur “yang belum jadi” itu. “Kami akan ke Malang Mas,” kata Marsudi, pedagang pengepul pisang di Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan. Adapun singkong akan dikirim ke pabrik kerupuk di Sidoarjo, Jatim.
Jalur baru yang melintasi pegunungan dan menyisir pantai selatan itu merupakan jalur yang ada sejak lama kemudian ditingkatkan kondisi dan fasilitas pendukungnya. Jalur lama yang dimaksud adalah jalur Lumajang-Turen (Malang), Turen-Sendang Biru. Selanjutnya Sendang Biru ke barat, yaitu Bale Kambang hingga ke Prigi, dan Panggul (Trenggalek).
Ada tiga catatan terkait jalur baru. Pertama, secara umum konstruksinya mulus dan sangat baik karena morfologi lintasan tidak ekstrem serta struktur tanah kapur. Kedua, jalur-jalur tersebut umumnya sempit meski marka jalan dan rambunya memadai. Menjelang Desa Sitiarjo,Kecamatan Sumbermanjing, Malang Selatan, markah jalan dan rambu lalu lintas belum terpasang. Ketiga, di jalur baru yang mulus masih ditemukan dua buah tanggul selokan yang menjorok ke badan sehingga membahayakan pengguna jalan. “Kami berharap jalur itu diperlebar. Untuk distribusi ikan akan mudah,” kata Karnadi, mantan pembina nelayan Sendang Biru.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jalan dan Jembatan Lintas Selatan Jawa Timur Syamsul Hadiwibowo, jalan selebar 6 meter dari Sendang Biru-Balekambang, Kabupaten Malang, sudah memenuhi standar minimum.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga membebaskan lahan hingga 24 meter untuk antisipasi penambahan lebar jalan, sekaligus menyiasati lonjakan harga tanah saat wilayah selatan Jatim semakin ramai dalam beberapa tahun ke depan.
“Kami memiliki sisa tanah untuk memperlebar jalan sesuai perkembangan ekonomi masyarakat sekitar,” kata Syamsul yang bertanggung jawab untuk Jember-Blitar. (SIR/HRD/RIZ)