KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Wisatawan menikmati matahari terbenam (sunset) di Pantai Walakiri, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (5/7/2019). Keindahan alam di Pulau Sumba, mulai dari pantai, air terjun, hingga hamparan padang rumput, menjadi andalan dalam menarik kunjungan wisatawan.

Sumba

Jangan Mati Sebelum ke Sumba!

Oleh Aris Prasetyo
·sekitar 3 menit baca

”Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh
Sementara langit bagai kain tenunan tangan, gelap coklat tua
Dan bola api, merah padam, membenam di ufuk teduh…”

Di atas adalah penggalan puisi karya Taufik Ismail yang berjudul ”Beri Daku Sumba” pada 1970. Lewat puisinya itu, jelas sekali Taufik terpana dan kagum luar biasa dengan alam Sumba. Sumba, pulau seluas 11.000 kilometer persegi di Nusa Tenggara Timur, ibarat surga yang lain di Nusantara.

Dari Jakarta, terbang ke Sumba butuh waktu 3 jam 10 menit untuk mendarat di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Waingapu kerap menjadi home base bagi pelancong yang berkunjung ke Sumba. Dari Waingapu pula penjelajahan hingga ke pelosok dimulai, sampai ke bagian barat pulau ini. Dari ujung timur ke ujung barat, perlu waktu 4 jam berkendara dengan mobil.

Sumba punya kelengkapan daya tarik luar biasa, mulai dari savana, air terjun terpencil, pantai yang memesona, hingga hutan-hutannya yang berisi satwa-satwa luar biasa. Tak heran, pulau ini belakangan kerap dijadikan lokasi pengambilan gambar beberapa film. Sebut saja Susah Sinyal, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, dan Pendekar Tongkat Emas.

Tak percaya? Berikut rekaman gambar Totok Wijayanto, fotografer harian Kompas, bersama Tim Ekspedisi Wallacea saat berkunjung ke Sumba pada Juli 2019.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Wisatawan mengunjungi tempat wisata Air Terjun Wai Marang di Umalulu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/7/2019). Keindahan alam Sumba mulai terekspos setelah sejumlah film nasional melakukan pengambilan gambar di pulau tersebut.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Kampung adat Ratenggaro di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/7/2019). Kampung adat yang masih terawat, baik bangunan maupun adat istiadatnya, merupakan salah satu penarik wisatawan untuk mendatangi pulau tersebut.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Penari tampil pada pembukaan Festival Tenun Sumba di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dengan mengenakan pakaian bermotif hewan, Kamis (11/7/2019). Hewan sering dijadikan motif dalam kain tenun karena sarat makna bagi masyarakat Sumba.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Wisatawan menikmati keindahan lanskap deretan perbukitan sambil menunggu matahari tenggelam di Desa Kombapari, Katala Hamu Lingu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/7/2019). Pemerintah Kabupaten Sumba Timur terus mempromosikan lokasi-lokasi wisatanya, mulai dari pesona alam hingga budayanya, antara lain melalui Festival Sandalwood dan Expo Tenun Ikat Sumba.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Keindahan lanskap deretan perbukitan kapur di Desa Kombapari, Katala Hamu Lingu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/7/2019). Pulau Sumba diibaratkan bagai permata yang belum diasah. Masih menyimpan banyak lokasi dengan alam yang indah, menunggu dieksplorasi oleh wisatawan.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Wisatawan menikmati matahari terbenam (sunset) di Pantai Walakiri, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (5/7/2019). Keindahan alam di Pulau Sumba, mulai dari pantai, air terjun, hingga hamparan padang rumput, menjadi andalan dalam menarik kunjungan wisatawan.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Warga Sumba Timur mengikuti parade Kuda Sandel di Padang Rumput Puru Kambera, Kanantang, Sumba Timur, Jumat (12/7/2019). Parade sejauh sekitar 3 kilometer yang diikuti ratusan penunggang kuda itu merupakan rangkaian dari Festival Sandalwood. Acara yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan salah satu cara untuk lebih memperkenalkan budaya dan keindahan alam Sumba kepada masyarakat luar.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Anak-anak bermain di jalanan di kampung adat Prai Ijing, Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu (14/7/2019). Warga di Prai Ijing terus berbenah, termasuk akan membangun homestay agar wisatawan betah tinggal di kampung mereka.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Julang sumba (Rhyticeros everetti) bertengger di salah satu pohon di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (10/7/2019). Julang ini merupakan burung endemik Pulau Sumba.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pungguk sumba (Ninox sumbaensis) bertengger di salah satu pohon di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/7/2019). Burung hantu ini merupakan burung endemik Pulau Sumba.

 

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Seorang anak bermain di halaman kampung adat Manola, Desa Tena Teke, Wewewa Selatan, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (13/7/2019). Manola yang memiliki sekitar 25 rumah adat merupakan salah satu kampung yang masih memelihara nilai-nilai luhur tradisi nenek moyangnya.

Artikel Lainnya