KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Suasana pagi di Kampung Berua, Rammang-Rammang, Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (19/6/2019). Bentangan alam karst menjadi salah satu kekayaan Kabupaten Maros yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Selain kaya keanekaragaman hayati, kawasan karst di sini juga menyimpan jejak-jejak kehidupan prasejarah.

Sulawesi Selatan

FOTO CERITA: Sihir dari Bumi Maros

Oleh Aris Prasetyo
·sekitar 3 menit baca

Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Maros, adalah surga yang lain dari kawasan Wallacea. Wilayah ini punya keunikan dari segi apa pun. Sebut saja geologinya, flora dan faunanya, ataupun sejarahnya.

Maros menjadi salah satu wilayah penting dari serangkaian petualangan Alfred Russel Wallace, naturalis asal Inggris, saat menjelajahi Nusantara sepanjang 1854-1862. Wallace mampir di Maros pada Juli sampai November 1857 atau setelah perjalanannya dari Kupang, Pulau Timor. Di Maros, Wallace terpukau oleh keragaman dan kecantikan ratusan spesies kupu-kupu yang ada di sana.

”Kupu-kupu Celebes yang langka dan indah menjadi tujuan utama pencarian saya. Banyak spesies kupu-kupu baru yang saya temukan, tapi mereka terbang dengan gesit dan jarang muncul sehingga sulit ditangkap”, tulis Wallace dalam bukunya, The Malay Archipelago (1869).

Wallace juga melontarkan kebahagiaannya selama tinggal di Maros. Di rumah milik seseorang yang ia sebut Mr Jacob Mesman, Wallace menikmati saguer yang sangat ia gemari. Saguer adalah air fermentasi dari pohon aren yang berwarna putih susu.

”Mr Mesman selalu mengirimkan potongan daging hasil buruannya. Daging itu dikirim bersama potongan daging unggas dan telur serta burung yang saya tembak sendiri, juga daging kerbau, kira-kira setiap dua minggu sekali. Ini menjamin lemari makanan saya selalu terisi”, lanjut Wallace dalam bukunya.

Selain kupu-kupu, Maros juga punya dua jenis tarsius, yaitu Tarsius pumilus dan Tarsius fuscus. Selain itu, monyet endemik Sulawesi juga bertebaran di wilayah tersebut, yakni jenis Macaca maura. Belum pula jejak prasejarah di Goa Leang Rasapao yang berusia hampir 40.000 tahun!

Berikut rekaman lensa fotografer harian Kompas,Hendra A Setyawan, dalam rangkaian Ekspedisi Wallacea selama di Maros pada Juni 2019.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Tim dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung melakukan susur goa di Goa Katinggiang, Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (21/6/2019). Goa yang belum dibuka untuk umum ini memiliki stalaktit dan stalagmit yang masih tumbuh. Selain itu, sungai bawah tanahnya juga menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata minat khusus.

 

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Kupu-kupu dari famili Papilionade jenis Graphium milon mencari makan di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (20/6/2019). Di taman nasional yang dijuluki ”The Kingdom of Butterfly” ini tak kurang dari 247 spesies kupu-kupu berhasil diidentifikasi. Naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, melakukan eksplorasi di kawasan ini dari Agustus hingga November 1857.

 

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Lukisan tangan pada dinding Leang Jarie di Desa Samanggi, Kecamatan Simbang, Maros, Sulawesi Selatan, Senin (24/6/2019). Menurut arkeolog dan peneliti dari Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, lukisan tangan itu berusia sekitar 39.000 tahun. Wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung diketahui menyimpan kekayaan sejarah dan arkeologi. Di wilayah yang membentang antara Maros dan Pangkep ini, terdapat lebih dari 200 goa karst yang sudah teridentifikasi.

 

Bentang alam karst di kawasan Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (18/6/2019). Bentangan alam karst menjadi salah satu kekayaan Kabupaten Maros yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Selain kaya keanekaragaman hayati, kawasan karst di sini juga menyimpan jejak-jejak kehidupan prasejarah.

 

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Tarsius (Tarsius fuscus) keluar dari sarangnya di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (19/6/2019). Primata terkecil di dunia itu adalah salah satu satwa endemik Sulawesi.

 

Sepasang monyet berada di salah satu bukit karst di kawasan Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (18/6/2019). Bentangan alam karst menjadi salah satu kekayaan Kabupaten Maros yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Selain kaya keanekaragaman hayati, kawasan karst di sini juga menyimpan jejak-jejak kehidupan prasejarah.

Artikel Lainnya