KOMPAS/HARRY SUSILO

Dua pendaki tim 7 Summits Expedition Indonesia, Fajri Al Luthfi (kiri) dan Ardeshir Yaftebbi, mencoba masker oksigen di kamp utama Everest, Nepal, Senin (14/5). Mereka dijadwalkan meninggalkan kamp utama Everest pada Selasa (15/5) dini hari WIB dan direncanakan mencapai puncak Everest atau Sagarmatha (8.848 meter) pada 19 Mei mendatang.

Pendakian Gunung Everest di Nepal

Ekspedisi: Pendaki Bergerak ke Puncak Everest

·sekitar 2 menit baca

Dua pendaki tim ekspedisi tujuh puncak dunia Indonesia mendaki Everest dengan meninggalkan kamp utama Everest di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut, Selasa (15/5) dini hari, menuju kamp II. Direncanakan, mereka akan mencapai puncak tertinggi di dunia ini pada Sabtu (19/5).

Wartawan Kompas, Harry Susilo, melaporkan dari Everest, kedua pendaki yang melalui jalur selatan, yakni Ardeshir Yaftebbi dan Fajri Al Luthfi, sudah bersiap dan berkemas pada Senin (14/5) sore. Mereka berencana meninggalkan kamp utama Everest (Everest base camp) pukul 01.00 waktu setempat didampingi pendaki profesional asal Jepang selaku pemandu dari Mountain Experience, Hiroyuki Kuraoka, bersama dua pendaki Jepang lain, Kazu Fumy (30) dan Yukiko Tanaka (51) .

”Kami berangkat Selasa dini hari ini setelah memastikan jalur tali (fixed rope) dari kamp IV menuju puncak, yang akan dipasang pada 17-18 Mei. Jadi, kami bisa menuju puncak pada 19 Mei,” ujar Kuraoka, yang sudah lima kali mencapai puncak Everest (8.848 meter). Diprediksi, cuaca di sekitar puncak pada 17-19 Mei cukup baik.

Delapan jam

Perjalanan dari kamp utama menuju kamp II (6.450 meter) memakan waktu delapan jam perjalanan melewati Khumbu Ice Fall, yang dikenal berbahaya karena longsoran salju yang sewaktu-waktu datang. Setibanya di kamp II, mereka akan menginap dua malam untuk memulihkan kondisi fisik sebelum menuju kamp III (7.300 meter).

Ketua tim pendaki, Ardeshir, mengatakan, kedua pendaki dijadwalkan sudah berada di South Col atau kamp IV (7.900 meter) pada 18 Mei siang. Setelah istirahat secukupnya, pendaki dan sherpa akan bergerak menuju puncak pada hari yang sama pukul 22.00 waktu setempat. Perjalanan dari kamp IV menuju puncak diperkirakan 6-8 jam dengan menggunakan oksigen. ”Setiap orang menggunakan enam tabung oksigen. Kami menggunakan oksigen mulai dari kamp III,” kata Ardeshir.

Sebelumnya, para pendaki, yang baru saja menyelesaikan program aklimatisasinya selama sebulan pada 9 Mei lalu, menunggu cuaca baik untuk mendaki ke puncak. Sesuai perkiraan cuaca, tanggal 9-16 Mei di sekitar puncak Everest, cuaca masih buruk. ”Kecepatan angin bisa mencapai 150 kilometer per jam dan itu sangat berbahaya,” kata Kuraoka menambahkan.

Menurut Ardeshir, kedua pendaki dari sisi utara, yakni Nurhuda dan Iwan Irawan, akan memulai perjalanan menuju puncak Everest pada 16 Mei. Mereka berangkat dari Advance Base Camp (6.500 mdpl) ke North Col atau kamp I (7.000 mdpl). Kemudian pada 17 Mei, mereka bergerak dari kamp II yang berketinggian 7.800 mdpl.

Artikel Lainnya