KOMPAS/HARRY SUSILO

Dua sherpa (pemandu), yakni Kami Tenzing dan Pema Chiri, yang terkena longsoran es di ketinggian 7.300 meter di Pegunungan Himalaya, Kamis (17/5), dievakuasi helikopter menuju rumah sakit di Khunde dan Khatmandu. Akibat kejadian ini, tim pendaki Indonesia tertahan di kamp II Everest, Nepal.

Pendakian Gunung Everest di Nepal

Tujuh Puncak: Besok, Wanadri Coba Gapai Atap Dunia

·sekitar 2 menit baca

Dua pendaki tim Indonesia 7 Summits Expedition Wanadri dari jalur selatan berupaya mencapai puncak Everest pada Minggu (20/5) atau mundur sehari dari jadwal semula. Perubahan jadwal itu disebabkan longsoran es yang terjadi di kamp III, Kamis lalu, sehingga menahan keberadaan anggota tim di kamp II yang berada di ketinggian lebih rendah.

Saat longsoran terjadi, kedua pendaki Indonesia, Ardeshir Yaftebbi (29) dan Fajri Al Luthfi (27), beserta pemandu Mountain Experience asal Jepang, Hiroyuki Kuraoka, berada di kamp II (6.450 meter di atas permukaan laut).

”Kami sekarang berada di kamp II dan (Jumat) sore ini akan bergerak menuju ke kamp III (7.470 meter). Satu-satunya kesempatan menuju puncak pada 20 Mei nanti meskipun cuaca agak berangin tetapi masih cukup bagus,” ujar Fajri, mengabarkan lewat radio kepada wartawan Kompas, Harry Susilo, di kamp utama Everest, Nepal, Jumat (18/5) pagi.

Everest, gunung yang berada di jajaran Himalaya, merupakan puncak tertinggi di dunia. Puncak di perbatasan Nepal dan China itu berketinggian 8.840 meter.

Sudah sejak 1970-an para pencinta alam Indonesia menjajaki pendakian ke atap dunia tersebut. Baru pada 1997, pendaki Indonesia bisa mengibarkan Merah Putih di puncaknya, yaitu dua anggota Kopassus TNI AD, Asmujiono dan Misirin.

Tahun lalu, jejak keduanya diikuti pendaki dari Mahitala Universitas Katolik Parahyangan. Mereka adalah Broery Andrew, Janathan Ginting, Sofyan Arief Fesa, dan Xaferius Frans.

Merusak tenda

Adapun longsoran salju Kamis silam merusak tenda dan mengenai tiga Sherpa (nama suku bangsa di Nepal yang terkenal sebagai pemandu) tim ekspedisi, yakni Pemba Nuru, Kami Tenzing, serta Dawa yang sedang membawa barang dan berada di kamp III.

Akibat kejadian itu, Kami Tenzing dievakuasi dengan helikopter ke Rumah Sakit di Khunde. Sementara sejumlah tabung oksigen hilang tertimbun es. Seorang sherpa dari tim ekspedisi lain yang juga terkena longsoran es bahkan harus dievakuasi menuju rumah sakit di Khatmandu karena menderita luka berat.

Dari hasil pemeriksaan rumah sakit, mereka hanya mengalami luka ringan dan sudah kembali ke rumahnya di Desa Khumjung. Fajri mengatakan, tabung oksigen yang tersedia masih cukup untuk bekal semua pendaki ke puncak Everest. ”Kami minta doanya agar tetap dapat ke puncak dengan lancar,” kata Fajri.

Selain dari jalur selatan, tim Wanadri juga memberangkatkan tim jalur utara. Jumat, tim pendaki Nurhuda dan Iwan Irawan telah bergerak dari kamp II (7.800 meter) menuju kamp III (8.300 meter) dan mencoba langsung ke puncak.

Artikel Lainnya