GIS: SLAMET JP, GRAFIK: SEPTA

Sumber: Litbang Kompas

Liputan Kompas Nasional

Jelajah Musi 2010: Ribuan Batang Tanaman Karet Mati

·sekitar 2 menit baca

Ribuan batang tanaman karet di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin, Sumatera Selatan, yang berusia dua tahun sampai dengan tiga tahun mati akibat terendam banjir Sungai Musi. Banjir merendam batang tanaman itu selama tiga bulan terakhir. Saat ini daun tanaman karet umumnya menguning, layu, dan sebagian mati.

Pantauan tim Jelajah Musi 2010-dalam perjalanan hari kelima dengan rute Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, hingga Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Jumat (12/3), tanaman karet muda yang milik rakyat itu tidak tahan terendam selama berbulan-bulan.

“Sebenarnya karet cukup tahan terhadap rendaman air akibat banjir. Misalnya, satu bulan. Tapi, jika lebih dari itu, karet pasti mati,” kata Abuan Abduh (43), petani Kampung Lumba Jaya, Desa Bailangu, Kecamatan Sekayu. Dari 4.000 pohon karet yang dimilikinya, sekitar 1.000 batang mati akibat terendam banjir Musi.

Jumlah tanaman karet yang mati masih berpeluang besar bertambah. Saat banjir surut nanti, tanah menjadi sangat lembek. Akibatnya, batang karet menjadi mudah goyang, roboh, akar membusuk, yang berujung dengan kematian.

Ahmad Salim (38), petani asal Kampung Lorong Lebak Mulia, Bailangu, memastikan tanaman karet yang selamat dari banjir hanya yang berumur lebih dari tiga tahun. Dari sekitar 1.000 batang karet yang ditanamnya secara bertahap selama delapan tahun ini, 800 batang di antaranya sudah berumur 6-8 tahun. Tanaman itulah yang dipastikan selamat.

Banjir tahun ini merendam tanaman karet hingga ketinggian 1,5 meter sejak akhir November 2009. Kemarin ketinggian air masih mencapai setengah meter dari tanah.

Tanaman juga terancam mati karena sejumlah petani nekat menyadap karet saat pohon masih terendam banjir. Penyadapan dilakukan dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Pohon karet mati tak apa- apa, daripada tubuh kami yang mati,” kata Abuan. (MZW/HLN/ONI/JAN/MUL)

Artikel Lainnya