Kompas/Norman Edwin

Perjalanan Pinisi Ammana Gappa

Ammana Gappa Terpaksa Singgahi P Christmas

·sekitar 2 menit baca

AMMANA GAPPA TERPAKSA SINGGAHI P. CHRISTMAS

Christmas Island, Kompas

Kapal layar pinisi Ammana Gappa hari Sabtu (7/9) pukul 3.00 dini hari tiba di Pulau Christmas di Samudera India. Kedatangan di pulau milik Australia ini di luar rencana semula, karena seorang awak kapal asal Tanaberu, Jumadi, selama pelayaran dari Benoa, Bali sakit parah dan tidak bisa bangun lagi.

Wartawan Kompas Norman Edwin yang ikut dalam pelayaran ini melaporkan, selama delapan hari pelayaran, praktis Jumadi tak mampu melakukan kegiatan apa-apa. Bahkan dua hari terakhir dia tak bisa bangun dan keluar dari kabin. Nakhoda M. Yunus dan pemilik kapal Michael Carr akhirnya memutuskan untuk singgah ke Pulau Christmas.

Setibanya di Pulau Christmas, Jumadi segera dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis. Di sana dia diinfus dan diambil darahnya untuk pemeriksaan laboratorium. Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti, Jumadi sore harinya sudah diperbolehkan kembali ke kapal,

Menurut dr. Phillip Reid, Jumadi kemungkinan hanya terserang mabuk laut biasa. Tetapi menurut nasehatnya pula, Jumadi diputuskan untuk dipulangkan ke Indonesia. Menurut rencana, Jumadi akan dipulangkan dengan kapal Su Yin yang dalam beberapa hari ini akan berlayar ke Cilacap.

Menurut rencana, kapal layar pinisi Ammana Gappa akan berlayar kembali langsung menuju Madagaskar hari Senin (9/9) sore setelah dilakukan penyelesaian imigrasi. Sesuai rencana semula, Ammana Gappa tidak akan singgah lagi ke tempat-tempat lain selama pelayarannya. Kalau tak ada aral melintang, diharapkan pelayaran langsung ke Madagaskar ini akan berlangsung selama 5 minggu.

Pinisi Ammana Gappa dengan 11 awak kapalnya bertolak dari Benoa, Bali, hari Sabtu (31/8). Selama tiga hari pertama angin yang bertiup dari buritan dan samping ini tidak terlalu kencang. Kapal selama tiga hari itu rata-rata hanya berlayar dengan kecepatan sekitar 2 knot. Tetapi di hari keempat angin mulai bertiup kencang dan kapal bisa berlayar dengan kecepatan 5-6 knot. Gelombang laut mulai besar dan pinisi beberapa kali terguncang keras. Sempat sebanyak dua kali hujan turun, tetapi tidak terlalu besar. Di hari keenam, Jumadi yang memang sejak keberangkatan sudah sakit, sekarang mulai muntah-muntah dan tak mampu lagi makan dan minum. Ketika itulah diputuskan untuk singgah di Pulau Christmas.

Selama pelayaran dari Benoa, ternyata radio komunikasi yang ada di kapal tidak bisa mengirim berita (transmiting). Beberapa kali diusahakan dilakukan perbaikan, tetapi samnpai pelayaran ke Pulau Christmas ternyata masih belum juga berfungsi. Di Pulau Christmas kini tengah diusahakan perbaikannya dengan mendatangkan ahli radio komunikasi. Diharapkan pada pelayaran selanjutnya ke Madagaskar kegiatan pinisi bisa dilaporkan langsung ke Jakarta dengan radio komunikasi. *

Artikel Lainnya