KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Ondel-ondel – Koleksi Batik Betawi Terogong Siti Laela. Salah satu ikon Betawi, bermakna sebagai tolak bala. Ondel-ondel hampir selalu ditemui di acara atau upacara khas Betawi. Sebagai motif batik, variasinya sangat beragam, mulai dari ukuran, bentuk, hingga warnanya.

Batik Jakarta-Papua

Motif Batik * Selisik Batik

·sekitar 2 menit baca
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Tebar Mengkudu
Koleksi Batik Betawi Terogong Siti Laela. Mengkudu merupakan buah khas Betawi, zaman dulu mudah ditemui di permukiman Betawi. Tebar mengkudu singkatan dari tekun dan sabar itu kudu. Maksudnya, jadi orang Betawi harus tekun dan sabar.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Sekar Jagad
Koleksi Galeri Batik Betawi Setu Babakan. Melambangkan berbagai motif batik betawi, seperti ondel-ondel, monas, sirih merah, dan lain sebagainya. Penamaan motif sekar jagad ini umum pada batik, yang membedakan hanya jenis keragamannya. Batik sekar jagad ini menggunakan pewarna alam.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Thomas Cup
Koleksi Hartono Sumarsono. Batik motif ini dibuat awal 1960-an, terinspirasi dari Piala Thomas yang berhasil diboyong Indonesia tahun 1958. Zaman itu, motif batik yang dibuat di Jakarta lebih mengacu pada motif ekonomi.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Pengantin Betawi
Koleksi Batik Seraci. Berkisah tentang pengantin Betawi. Pakaian adat Betawi untuk laki-laki disebut Dandanan Care Haji, meliputi jubah dan tutup kepala. Pengantin perempuan memakai
dandanan Care None Pengantin Cine berupa blus satin bergaya cina berwarna cerah dengan rok yang disebut kun.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Gajah
Koleksi Hartono Sumarsono. Motif ini dibuat untuk memenuhi pasar Bangkok dan Singapura. Diproduksi tahun 1970-an saat batik di Jakarta maju pesat sehingga banyak permintaan dari
pasar luar negeri.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Si Pitung
Koleksi Galeri Batik Betawi Setu Babakan. Karakter pendekar Betawi, menggambarkan sosok pendekar pembela kebenaran dalam menghadapi ketidakadilan penguasa Hindia Belanda. Kisah Si Pitung diyakini nyata, terutama di Kampung Marunda tempat Rumah Si Pitung berada.

(SUMBER: PENUTURAN PEMBATIK, BUKU ”UPACARA DAUR HIDUP ADAT BETAWI” KARYA YAHYA ANDI SAPUTRA DAN ”IKHTISAR KESENIAN BETAWI” KARYA RACHMAT RUCHIAT)

Artikel Lainnya