Rimbun Sandipa cekatan menyerok ikan saluang yang terperangkap ke dalam corong bambu sepanjang sekitar 20 meter. Derasnya arus air luapan Sungai Musi di Desa Karanganyar, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang masuk ke corong membuat ikan tersebut tidak bisa berenang kembali ke arah sungai. Beberapa ikan mati karena tidak segera terambil serok milik Rimbun. Ikan-ikan hidup yang berhasil ditangkap kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran dan jenisnya.
Proses selanjutnya, saluang dibersihkan kotorannya, kemudian digarami dan dijemur agar kering. Menurut Rimbun, setiap hari corong yang digarap orang lain itu bisa menghasilkan 20 kilogram ikan asin yang dijual seharga Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Rasa tidak percaya terlintas di kepala saat Rimbun menuturkan hasil corong yang dibuat dengan biaya Rp 7 juta itu dan hanya bisa digunakan selama dua bulan saat Sungai Musi banjir. Belum lagi biaya sewa lahan yang dilelang ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Namun, berapa pun hasilnya, itulah salah satu “berkah” banjir Musi yang setiap tahun pasti datang. Dan, bukan dengan corong saja ikan- ikan Musi ditangkap oleh warga. Di sepanjang aliran sungai, banyak warga mencari ikan dengan menggunakan jala. Nah, selain bencana bagi warga, banjir juga membawa berkah. Teks dan Foto: Wisnu Widiantoro