Siapa bilang Jakarta tak punya batik? Sejak lima tahun terakhir, batik betawi bermunculan di Jakarta. Ada bahkan yang sudah merintis batik betawi sejak 10 tahun lalu. Motif dan warnanya beragam, tak cuma didominasi ondel-ondel dengan warna yang melulu gonjreng.
Pusat batik betawi di Jakarta tersebar di beberapa lokasi. Antara lain, di kawasan Jatinegara Kaum, Terogong, dan Setu Babakan di Jakarta Selatan; Palbatu di kawasan Tebet; hingga melipir ke pinggiran Jakarta, yaitu di kawasan Marunda. Meski masih relatif baru, batik betawi yang dikembangkan notabene oleh para perempuan betawi ini memiliki karakter yang unik, beda dari batik-batik di daerah perbatikan lain.
Ciri khas yang paling menonjol tentu saja soal motif yang didominasi kekhasan betawi, mulai kuliner, flora fauna, hingga keseniannya. Perjalanan menyambangi pusat-pusat batik betawi di Jakarta dipastikan akan membuka wawasan baru betapa Betawi pun memiliki ragam budaya yang kaya.
Jatinegara Kaum
Kita mulai perjalanan berburu batik betawi dari kawasan Jatinegara Kaum, tepatnya di Rumah Betawi yang didirikan Emma Damayanti. Di Rumah Betawi ini, sekitar 10 tahun lalu batik betawi mulai diperkenalkan Emma. Lokasi persisnya di Jalan Puskesmas No 42, Jatinegara Kaum, tak jauh dari makam Pangeran Jayakarta.
Emma berinisiatif membuat batik betawi agar melalui batik, betawi tetap hidup dan dikenal lebih dekat oleh generasi muda Betawi. ”Kalau bukan kita sendiri, orang Betawi, siapa lagi (yang akan melestarikannya),” ungkap Emma.
Dia sengaja menyasar anak muda melalui pendekatan mode. Caranya, antara lain dengan memadukan antara motif batik yang unik seperti ondel-ondel, kembang teleng, kembang kerak nasi, kembang kacapiring, kembang sepatu, hingga penari topeng blantek, dengan warna-warna yang berani dan kaya. Beberapa dikerjakan di Jakarta, beberapa lagi di Jawa Tengah karena alasan pengelolaan limbah.
Sesuai ciri khas Betawi yang selalu tampil penuh warna, Emma banyak menggunakan warna oranye, merah, kuning, biru, hingga hijau. Paduan warna-warna berani dengan motif yang ditorehkan secara unik kadang mirip lukisan anak-anak menjadikan batik khas Rumah Betawi unik.
Batik karya Emma sudah kerap dibawa ke luar negeri untuk pameran. Emma juga sudah beberapa kali mengikutsertakan batik betawi yang dikreasikan dalam bentuk busana di ajang Jakarta Fashion Week. Batik-batiknya juga banyak digunakan di ajang pemilihan Abang-None Jakarta. Harganya Rp 250.000 hingga jutaan rupiah.
Marunda
Di kawasan Marunda, ada Ernawati yang mendirikan Batik Seraci. Lokasi persisnya ada di Jalan Kebon Kelapa, Segarajaya, Tarumajaya, Marunda, Bekasi.
Erna bertekad membuat batik betawi karena ingin Betawi dikenal melalui batik. Batik kemudian menjadi pertaruhan bagi Erna untuk menunjukkan bahwa sebagai perempuan Betawi, Erna mampu berdiri di atas kaki sendiri dan sukses menjadi pengusaha batik.
Dia merekrut para pebatik yang terdiri dari anak-anak muda putus sekolah dan ibu-ibu rumah tangga di Marunda. Dia juga banyak menggali kekayaan Betawi melalui berbagai literatur, serta berdiskusi dengan tokoh-tokoh Betawi demi mendapatkan masukan mengenai motif-motif yang sekiranya dapat dituangkan ke dalam batik.
Dia, antara lain, menyajikan motif-motif seperti pengantin Betawi, demenan yang artinya berpacaran, sirih merah, dan motif elang bondol. Secara keseluruhan, jumlah motif batik yang telah dibuat Erna mencapai lebih dari 300.
Dari sisi warna, Erna banyak membuat batik dengan warna yang beragam yang justru cenderung tak terlalu menyala. Guratan tangan para pebatik yang telaten dan rapi tergambar di lembar-lembar batik seraci. Prosesnya dapat disaksikan di lokasi pembatikan yang cukup luas di Marunda.
Selain membuat batik cap, Erna juga membuat batik tulis. Kisaran harganya mulai dari Rp 200.000. Selain batik seraci, di kawasan Rusun Marunda juga terdapat kluster batik yang para pebatiknya adalah para penghuni Rusun Marunda.
Setu Babakan
Di kawasan perkampungan Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, terdapat Galeri Batik Betawi. Salah satu yang khas dari Galeri Batik Betawi adalah penggunaan pewarna alam, selain pewarnaan sintetis.
Di sana, kita bisa menyaksikan proses pembatikan di lokasi dengan para pebatik yang notabene berusia muda. Begitu pula dengan proses pewarnaan alam yang antara lain menggunakan bahan-bahan seperti daun mengkudu, nanas, dan kayu secang.
Batik-batik buatan mereka dapat dibeli di galeri dengan kisaran harga mulai Rp 250.000 untuk batik kombinasi cap dan tulis. Sementara untuk batik tulis dengan pewarna alam, harganya dipatok mulai Rp 1 juta.
Motifnya sangat beragam. Mulai elang bondol, sirih merah, ondel-ondel, monas, bajaj, si pitung, hingga sekarjagad yang merangkum motif-motif batik betawi dalam satu lembar kain. Selain batik pewarna alam yang notabene berwarna lembut, kombinasi warna batik berlatar hitam dengan warna-warna beragam seperti merah tua, cokelat tua dan cokelat muda, hijau tua, juga membuat batik-batik dari Galeri Batik Betawi terlihat cantik dan unik.
Terogong
Di kawasan Terogong, Jakarta Selatan, yaitu di Jalan Terogong 3, Cilandak, ada Batik Betawi Terogong yang didirikan Siti Laela yang merupakan keturunan pebatik. Dulu, almarhumah ibunya adalah pebatik yang biasa menyetorkan batik-batik buatannya kepada juragan batik di kawasan Karet. Dengan tekad melestarikan budaya Betawi, Laela seolah melanjutkan jejak sang ibu dengan membuat batik.
Bedanya, motif-motif batik kreasi Laela sangat khas Betawi. Seperti motif uribang (kembang sepatu), mengkudu yang disebut tebar mengkudu, kembang pihong, sirih merah, ondel-ondel, permainan anak-anak khas Betawi seperti yeye dan samsu. ”Saya ingin semua orang mengenal Betawi melalui batik,” ujar Laela, yang juga memilih menggunakan warna yang tak terlalu gonjreng, tetapi sesuai permintaan pasar.
Tak hanya melalui batik, Laela juga membuat berbagai produk bermotif batik betawi seperti dompet, tas, serta kaus. Dia banyak melibatkan ibu-ibu rumah tangga di kawasan Terogong.
Salah satu pelanggannya adalah aktris Maudy Koesnaedi, pemeran Zaenab di sinetron Si Doel Anak Betawi. ”Motif ondel-ondel pesanan Mbak Maudy beda dari ondel-ondel lainnya,” kata Laela, yang memiliki banyak variasi motif ondel-ondel. Ikon Betawi ini merupakan salah satu motif batik betawi yang paling dicari. Harga batiknya mulai Rp 200.000 untuk cap, dan mulai Rp 350.000 untuk tulis.
Palbatu
Di kawasan Palbatu, Tebet, tepatnya di Jalan Palbatu IV No 17 Menteng Dalam, terdapat Rumah Batik Palbatu yang kini dikelola Temmy Faal Anggasa dan kawan-kawan. Melalui Rumah Batik Palbatu, Temmy dan kawan-kawannya memperkenalkan motif batik yang berbeda dari pusat batik betawi lainnya, yaitu motif topeng betawi, motif kembang api, hingga sungai ciliwung. Harganya beragam, mulai Rp 200.000 per lembar.
Tak sekadar membuat motif-motif batik khas Palbatu, Rumah Batik Palbatu juga memberikan workshop batik kepada siapa pun yang berminat belajar membatik. Diharapkan, melalui Rumah Batik Palbatu, kawasan Palbatu menjadi kampung batik seperti Laweyan di Solo.