KOMPAS/ IWAN SETIYAWAN

Keindahan kaldera Gunung Rinjani dengan danau Segara Anak dan gunung anakan Barujari menjadi salah satu daya tarik wisata di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (29/9/2011).

Hidup Mati di Agung-Rinjani

Jejak Kedahsyatan Rinjani Purba

·sekitar 2 menit baca

Di balik elok pemandangan Rinjani, gunung api di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini ternyata menyimpan jejak yang mematikan. Serangkaian letusan besar pernah terjadi dalam pembentukan kaldera yang kini dinamai Danau Segara Anak.

Jejak letusan katastropik itu ditemukan hingga di wilayah Korleko, pantai Lombok Timur sekitar 30 kilometer dari Gunung Rinjani. Timbunan batu apung dari Rinjani memenuhi pantai ini. Saat ini batu apung ini ditambang dan diekspor ke Singapura, Hongkong, Korea, dan Taiwan.

Heryadi Rachmad, peneliti di Museum Geologi Bandung, Jawa Barat, menduga letusan itu terjadi sekitar 14.000 tahun lalu. Kesimpulan itu diambilnya setelah dia mengukur umur arang Korleko pada 2002. ”Data ini masing perlu dikaji ulang. Tetapi, paling tidak data ini bisa menjadi acuan kapan kira-kira kaldera Rinjani terbentuk sampai ada penelitian baru,” ujar Heryadi.

Vulkanolog pada Direktorat Geologi Bandung, Kama Kusumadinata (1979), memperkirakan Gunung Rinjani purba semula tumbuh hingga ketinggian 5.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Tubuh gunung api kemudian runtuh oleh beberapa kali letusan dahsyat yang membentuk kaldera sehingga tersisa puncak dengan ketinggian 3.726 mdpl.

KOMPAS/ IWAN SETIYAWAN

Kaldera Gunung Rinjani terlihat dari pesawat komersial yang melintas di atas Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (30/7/2017). Kaldera Rinjani terbentuk karena letusan Gunung Samalas tahun 1257 yang jejak abu vulkaniknya ditemukan di Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Bukti bahwa letusan itu terjadi beberapa kali terlihat dari bentuk kaldera Danau Segara Anak yang lonjong dengan ukuran sisi-sisi terpanjang 4.800 m x 3.500 m. Kaldera yang terbentuk oleh satu kali letusan dahsyat cenderung bulat simetris.

Pasca-terbentuknya Danau Segara Anak seluas 11 juta meter persegi dan kedalaman maksimal 230 meter, magma di perut Gunung Rinjani ternyata terus aktif ditandai dengan pembentukan kerucut Gunung Barujari dari dalam Danau Segara Anak. Saat ini Gunung Api Barujari telah mencapai ketinggian 2.376 mdpl atau lebih dari 300 meter dari tinggi permukaan air danau yang berketinggian 2.008 mdpl.

Berdasarkan kompilasi yang disusun oleh Heryadi, letusan cukup besar dan menghasilkan aliran lava terjadi pada 1944, 1966, serta 1994. Letusan ini berasal dari Gunung Rombongan dan Gunung Barujari. Volume lava yang dikeluarkan masing-masing berkisar 6 juta meter kubik hingga 73 juta meter kubik.

KOMPAS/ KHAERUL ANWAR

Bukit Pusuk, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Januari 2016. Bukit ini adalah hasil muntahan material letusan Gunung Samalas, atau Rinjani tua. Lokasi ini kini jadi tempat istirahat, dan mengambil spot foto.

Sedangkan penelitian oleh PVMBG dan Universitas Belgia menyebutkan, erupsi Gunung Barujari pada periode Mei-Agustus 2009 menutupi area seluas 650.000 meter persegi. Garis tepi danau berubah secara signifikan akibat masuknya lava ke danau Segara Anak. Luas danau berkurang 460.000 meter persegi. Lava hasil letusan ini berona paling gelap yang menutupi produk lava sebelumnya yang lebih terang.

Saat ini Gunung Barujari, yang merupakan anak Gunung Rinjani, masih dalam tahap membangun. Kita tak pernah tahu kapan dia mencapai tahap penghancuran diri.

Artikel Lainnya