KOMPAS/AGUS SUSANTO

Perkotaan

Menguatkan Kembali Cita Rasa Teh

·sekitar 5 menit baca

 

 

 

Sebagai negara khatulistiwa dengan berkah sinar matahari melimpah, Indonesia mampu menghasilkan daun teh dengan antioksidan tinggi dan karakter yang kuat. Keistimewaan mutu ini bisa menjadi kekuatan meraih pasar di tengah menyusutnya lahan produksi teh nasional.

 

MB DEWI PANCAWATI

Teh merupakan salah satu produk unik yang layak menjadi andalan industri minuman Indonesia. Sama halnya dengan kopi yang booming karena punya filosofi, teh pun punya cerita. Cerita panjang perjalanan teh hadir di bumi Indonesia bahkan sampai pernah berjaya di pasar Eropa menjadi catatan sejarah yang sayang jika hanya tinggal cerita dan tidak diperjuangkan untuk bangkit kembali.

Teh Indonesia mempunyai ciri khas yang berbeda dari teh negara lain. Teh Indonesia dikenal karena memiliki kandungan katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia. Pengaruh letak geografis, kondisi alam, dan unsur hara, membuat setiap negara mempunyai teh dengan karakter yang berbeda-beda. Disamping itu teh memiliki nilai lebih dibanding minuman lain mengingat teh kaya mineral dan vitamin yang diperlukan tubuh sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Beragam teh disajikan untuk dicoba dalam sebuah pameran Food Expo di JIExpo, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Selama puluhan tahun Indonesia adalah eksportir besar teh dunia bersama dengan India, China, Srilanka, dan Kenya. Bahkan karena cita rasanya, teh Indonesia banyak digunakan sebagai campuran (blend) untuk beragam jenis teh kemasan. Sehingga ada istilah, di setiap seduhan teh yang dikonsumsi masyarakat dunia, ada aroma teh Indonesia. Kekhasan dan kualitas teh Indonesia yang sudah memiliki konsumen di pasar global harus dipertahankan bahkan harus terus ditingkatkan.

Dalam hal mutu, hasil Jajak Pendapat Kompas medio tahun lalu menunjukkan 96,3 persen responden meyakini jika teh asal Indonesia memiliki kualitas yang baik. Sebanyak 80 persen responden juga yakin apabila meminum teh akan memberi dampak positif bagi kesehatan. Kedua keunggulan tersebut bisa menjadi pendorong untuk meningkatkan pasar teh.

Meskipun kondisi pertehan di Indonesia sedang meredup, peluang pasar masih tetap ada. Sejalan dengan pertambahan penduduk, masih terbuka peluang pasar tersebut. Karena bagi masyarakat Indonesia, teh adalah minuman kedua setelah air putih. Dari jajak pendapat tercatat sebanyak 84,1 persen dari 516 responden gemar minum teh. Teh hadir dalam berbagai kesempatan dan suasana.

 

Pasar teh

Teh juga merupakan salah satu hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Sampai dengan tahun 2017 Indonesia masih termasuk 10 besar negara penghasil teh dunia. Sebagai komoditas ekspor, teh menjadi penghasil devisa selain migas.

Data Kementerian Perdagangan mencatat ekspor teh Indonesia tahun 2017 sebesar 117,96 juta dollar AS, meningkat 1,04 persen dibanding tahun 2016 yang sebesar 116,75 juta dollar AS. Hasil jajak pendapat juga menunjukkan sebanyak 81,6 persen responden meyakini bahwa teh akan menjadi sumber penggerak ekonomi baru bagi Indonesia.

Berdasarkan Data Perdagangan Minuman AS-Indonesia, Indonesia berada di peringkat ke-12 pemasok teh dengan nilai ekspor 7,1 juta dollar AS yang terdiri dari ekspor teh hitam senilai 5,1 juta dollar AS dan teh hijau senilai 2 juta dollar AS. Perang dagang yang terjadi antara AS-Cina merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Teh hijau dan teh hitam Cina dengan kemasan di bawah 3 kg yang kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25% menjadi celah teh Indonesia merebut pangsa pasar teh Cina.

Disamping peluang ekspor, konsumsi teh di dalam negeri juga terus didorong untuk meningkat. Selama 2007-2016, konsumsi teh per kapita tumbuh 26,6 persen menjadi 350 gram per tahun. Besar konsumsi teh per kapita itu masih lebih kecil ketimbang negara lain seperti Turki (3 kg/tahun), Brazil (1,9 kg/tahun), dan Malaysia (0,98 kg/tahun). Kondisi ini membuat Dewan Teh Indonesia menargetkan peningkatan konsumsi teh Indonesia dalam jangka menengah menjadi 500 gram per kapita per tahun. Apalagi konsumsi teh global diproyeksikan akan meningkat hampir 3% setiap tahunnya selama satu dekade mendatang.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Warga menikmati suasana di sebuah restoran yang berada di perkebunan teh Kemuning, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (14/7/2019).

Produksi dan konsumsi teh dunia berada pada posisi yang relatif seimbang sehingga harga komoditas tidak bisa diharapkan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu mengatasi masalah teh Indonesia didekati dengan strategi berdasar inovasi industri yaitu dengan memperluas diversifikasi produk hilir.

Teh dikembangkan bukan hanya sebagai minuman tetapi juga untuk kesehatan, kecantikan, maupun bahan baku industri pangan lainnya. Untuk kecantikan teh bisa dimanfaatkan untuk bahan kosmetik baik perawatan kulit maupun rambut. Sehingga peluang pasar masih terbuka. Selama teh masih dibutuhkan konsumen dan tidak bisa disubtitusi oleh bahan sintetis, teh akan tetap diproduksi dan berpotensi untuk dikembangkan.

 

Specialty tea

Selain memperluas diversifikasi produk hilir, hal lain yang perlu dijaga dan ditingkatkan bangsa Indonesia sebagai produsen teh adalah masalah kualitas. Teh yang berkualitas tentu saja akan meningkatkan daya saing. Di tengah membanjirnya produksi teh di pasar global dan meningkatnya konsumsi, tentu saja konsumen akan lebih selektif dan memilih teh dengan kualitas tinggi. Sedangkan kualitas rendah hanya dijadikan filler saja dengan harga yang rendah.

Produsen teh Indonesia masih menghadapi kendala persaingan teh berkualitas di pasar global, meskipun teh yang diekspor sudah yang berkualitas premium. Bahkan porsinya lebih besar dibanding yang beredar di pasar domestik. Oleh karena itu dengan potensi konsumen yang lebih besar, pasar domestik untuk teh kualitas premium perlu ditingkatkan.

Sebagai bangsa penghasil teh sangat disayangkan masyarakat Indonesia sendiri selama ini hanya sebagai penikmat teh dengan mutu rendah. Sehingga masyarakat Indonesia tidak tahu nikmatnya teh berkualitas tinggi. Padahal teh kualitas premium yang dinikmati tanpa gula menawarkan rasa dan manfaat kesehatan yang luar biasa.

Untuk itu konsumen domestik yang jumlahnya lebih besar perlu mendapat edukasi agar lebih banyak mengkonsumsi teh berkualitas tinggi atau teh premium atau yang dikenal dengan Specialty Tea. Specialty Tea adalah teh yang mendapatkan proses spesial mulai dari penanaman, pemetikan, dan pemrosesan sehingga punya karakteristik teh yang berbeda. Kategorisasi teh bisa disebut sebagai specialty tea, yaitu tanaman teh pilihan, teh masih berbentuk daun, single origin (berasal dari satu daerah), dan diproses dengan higienis.

Specialty tea bukan hanya berpeluang untuk bisnis semata, terutama meningkatkan market share tetapi penting juga untuk meningkatkan branding dan memperkenalkan teh Indonesia di internasional. Apalagi tiap daerah di Indonesia, menghasilkan teh yang khas dan jika diproses dengan baik akan menjadi teh unggulan.

Disamping itu menurut Atik Dharmadi, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia (ATI), harus ada komitmen dan konsistensi kualitas mulai dari kebun, pabrik, dan SDM (Sumber Daya Manusia) agar dengan kreatif mengelola aset yang ada demi melindungi konsumen untuk mendapat teh yang baik. Untuk itu diperlukan investasi untuk kebun dan revitalisasi infrastruktur pabrik.

Di sisi lain membangun teh berkualitas juga harus ada edukasi ke masyarakat lewat pengalaman untuk memegang, mencium, dan mencoba teh tersebut. Selama ini masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi teh bermutu rendah yang sebenarnya tidak ada khasiatnya bagi kesehatan. Semakin banyak orang yang terbuka pada informasi dan mau mencoba teh yang berkualitas akan membantu menghidupkan kembali teh yang mulai meredup.

Konsumsi teh premium yang semakin membaik akan mengisi ceruk pasar teh kualitas premium dan jika bisa dipenuhi oleh perkebunan teh rakyat, dalam jangka panjang produsen teh rakyat akan bisa menikmati harga yang wajar. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kesejahteraan petani teh. (LITBANG KOMPAS)

Artikel Lainnya