Indonesia Sejahtera di Tahun 2045 * Jelajah Tapal Batas
·sekitar 3 menit baca
Bangsa Indonesia terbentuk karena adanya imajinasi yang sama atas masa lalu, masa kini, dan cita-cita masa depan.
Presiden Soekarno, yang menyitir pandangan filsuf Perancis Ernest Renan menegaskan hal itu di bukunya, Di Bawah Bendera Revolusi. Kompas menanyakan imaji generasi muda di wilayah perbatasan, mulai dari Papua, Nusa Tenggara Timur, hingga Kalimantan Utara, terhadap Indonesia saat berusia 100 tahun pada 2045.
Hasilnya, ada optimisme sekaligus kekhawatiran yang menyeruak dari anak-anak muda yang pada 2045 nanti akan menjadi tulang punggung bangsa Indonesia. Optimisme muncul setelah mereka merasakan negara mulai hadir menyentuh warga perbatasan. Daerah yang semula dianggap tertinggal, berada di pinggir, kini dijanjikan pemerintah untuk menjadi beranda sekaligus ”wajah” bangsa ini.
Sebagian dari mereka membayangkan Indonesia pada 2045 menjadi lebih maju, lebih sejahtera.
Kendati demikian, optimisme itu juga berbalur kekhawatiran. Dua hal yang paling mereka khawatirkan ialah jeratan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang melemahkan daya saing bangsa. Hal lain yang juga mereka khawatirkan adalah semakin kerasnya narasi-narasi yang menggoyang fondasi bangsa Indonesia yang majemuk. Berikut ini adalah suara-suara anak muda dari perbatasan. (GAL/JOG/AGE/JAL/REK/IRE)