Batik Parang Gandasubrata – ”Motif ciptaan Bupati Banyumas Pangeran Aria Gandasubrata (1913-1933). Batik ini terdiri atas perpaduan dua motif batik solo, yaitu parang gandasuli dan madubronto.” (Pengusaha Batik Slamet Hadiprijanto)
Batik Mantheron atau Jonasan”Sentuhan Belanda pada batik buatan Nyonya Matheron menghasilkan batik yang dikenal dengan nama batik mantheron atau mantheros.” (Hermen C Veldhuisen dalam Buku ”batik Belanda 1840-1940”)
Motif Dlorongan Jahe Lumbon”Dlorong berupa bidang membujur atau miring diisi dengan gambar daun lumbu dan umbi jahe. Daun lumbu akrab dijumpai di areal persawahan dan banyak diolah sebagai masakan buntil.” (Pengusaha batik Anto Djamil)
Cebong Kumpul”Konon, cebong kumpul merupakan sandi laskar Pangeran Diponegoro. Sandi cebong kumpul merupakan tanda bahwa ada sekumpulan tentara yang siap diperintah untuk berperang di suatu wilayah.” (Pengusaha batik Euis Rohaini)
Pringsedapur”Motif lama berupa lukisan rumpun bambu. Bambu tampil utuh natural apa adanya. Konsep batik pringsedapur ini tidak ada pakemnya. Pebatik bisa semaunya membuat ukuran dan bentuk bambu.” (Pengusaha batik Slamet Hadiprijanto)
Serayuan”Representasi batik ‘ndeso’. Seni imitasi, improvisasi tidak jauh dari konsep alam, seperti mengikuti kelokan Sungai Serayu.” (Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Bambang Lelono)
Rujaksente”Sente serupa tanaman talas dengan daun tajam. Motif ini hanya boleh dipakai oleh pemimpin yang berwibawa, keras, dan tajam. Tidak bisa sembarang dipakai.” (Pengusaha batik Euis Rohaini)