Mendaki Rinjani untuk Hidup

Jalan setapak itu mendaki tanpa ampun. Terus mendaki, tak berkesudahan. Napas tersengal, tenaga terkuras. Pantas saja para pendaki menyebut tanjakan itu ”Bukit Penyesalan”. Maksudnya barangkali untuk menyesali ”dosa-dosa” masa lalu karena kurang giat olah fisik. Bersandal jepit, Marahidun (50) berjalan tanpa jeda. Dua keranjang berisi bahan makanan seberat 30 kilogram…